Strategi Jitu Soeharto Bebaskan Papua, Diangkat Panglima Mandala saat Ibu Tien Mengandung Tommy
Soeharto membuat strategi jitu untuk merebut Irian Barat, kini Papua, dari tangan Belanda. Soekarno memberi tugas itu saat Ibu Tien hamil 3 bulan.
Soeharto lalu menyusun tiga rencana sekaligus yang kemudian disatukan.
Yaitu menyusun pasukan gabungan, membangun pangkalan, dan mempelajari medan yang akan digunakan untuk persiapan maupun untuk pertempuran.
Sebagai tambahan, ia juga mempelajari kekuatan Belanda.
Soeharto beranggapan perang akan berlangsung lama sehingga perlu dibentuk kawasan perang (battle field) untuk pembebasan Irian.
Sebagai mantan anggota KNIL dan pernah bertempur melawan pasukan Belanda selama Perang Kemerdekaan, Soeharto paham, kali ini kekuatan militer Belanda pasti jauh lebih kuat dan pintar.
Apalagi militer Belanda yang berada di Irian Barat sering melakukan latihan perang secara rutin dengan NATO.
Latihan perang bersama itu yang jelas telah menjadikan kekuatan laut dan udara yang dimiliki oleh Belanda jauh lebih tangguh.
• Namanya Melegenda, Ibu Tien Soeharto Ternyata Pahlawan Nasional, Piagam Dipajang di Dalem Kalitan
• Sikap Benny Moerdani Buat Soeharto Marah, Dia Ditinggal di Ruang Biliar & Dicopot dari Panglima ABRI
Pengalaman tenggelamnya kapal perang RI Matjan Toetoel di laut Aru akibat serangan kapal perang dan pesawat tempur Belanda membuat operasi militer yang dipimpin oleh Soeharto menjadi bersiko tinggi (high risk).
Dalam benak Soeharto, taktik operasi ini harus didahului oleh serangan infiltrasi melalui laut dan udara.
Pasukan yang harus diterjunkan dalam infiltrasi dipilih oleh Soeharto dari kesatuann-kesatuan khusus yang selama ini telah berpegalaman dalam menumpas aksi pemberontakan di tanah air seperti PRRI/PERMESTA dan pemberontakan di kawasan Sumatera.
Taktik mendaratkan pasukan secara diam-diam dan kemudian melancarkan pegintaian dan perang gerilya itu bertujuan untuk menarik perhatian Belanda sehingga mengerahkan pasukan intinya untuk menyambut infiltran itu.
Soeharto yakin berkat kemampuan pasukan khusus seperti RPKAD dan PGT (Pasukan Gerak Tjepat) AURI, Belanda akan mengerahkan ribuan pasukan untuk menghadapinya.
Ribuan pasukan yang berhasil diikat itu membuat konsentrasi kekuatan pasukan Belanda terpecah dalam waktu yang cukup lama.
Dengan demikian Belanda akan meninggalkan posisi lowong pertahanan di kota-kota, utamanya seperti Biak dan Holandia (Jayapura).
Soeharto sempat dicemooh ketika menggunakan pasukan terbaiknya dari RPKAD, PGT dan RAIDER PARA sebagai infiltrant.