Pasca Tsunami Palu, Anak-anak Paud Sudah Kembali Belajar di Kelas

PAUD Taman Belajar Aisyiyah yang berlokasi di Kecamatan Mamboro, Palu, sudah memulai kegiatan sejak pertengahan Oktober 2018.

Penulis: Theofilus Richard | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Tribun Jabar/Theofilus Richard
Kepala PAUD Taman Belajar Aisyiyah, Nurhayati, saat ditemui Tribun Jabar, di kantornya, Jumat (29/11/2018).  

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Theofilus Richard

TRIBUNJABAR.ID, PALU- Pascatsunami yang menerjang Palu, 28 September 2018, kini aktivitas di beberapa TK dan PAUD sudah mulai berjalan normal.

Satu di antaranya adalah PAUD Taman Belajar Aisyiyah yang berlokasi di Kecamatan Mamboro, Palu, sudah memulai kegiatan sejak pertengahan Oktober 2018.

“Sudah aktivitas dua minggu ini, anak-anak belajar di kelas. Sebelumnya pakai tenda,” ujar Kepala Taman Belajar Aisyiyah, Nurhayati, ketika ditemui Tribun Jabar di kantornya, Jumat (30/11/2018).

Aktivitas di PAUD ini dihentikan sejak gempa bumi terjadi hingga 8 Oktober 2018. Pada tanggal dimulainya aktivitas, anak didik tidak diwajibkan masuk.

Beberapa anak memulai kembali aktivitas di PAUD, pada 15 Oktober 2018.

Persib Bandung akan Menjajal PSCS Cilacap, Begini Strategi Mario Gomez di Piala Indonesia

KM Gerbang Samudra I Surabaya-Banjarmasin Terbakar, Berikut 9 Korban yang Dirawat di RS

Taman Belajar Aisyiyah, Mamboro, Palu, Jumat (29/11/2018)
Taman Belajar Aisyiyah, Mamboro, Palu, Jumat (29/11/2018) (Tribun Jabar/Theofilus Richard)

“Awalnya, mulai satu dua orang yang masuk, terus hari-hari berikutnya lima orang. Akhir bulan (Oktober) mulai kembali banyak anak yang masuk,” ujarnya.

Pada awal aktivitas PAUD dimulai, kegiatan dilakukan tidak di dalam kelas, melainkan di bawah tenda yang dibuat di halaman Masjid Al Kahfi yang berlokasi tepat di depan PAUD Taman Belajar Aisyiyah.

Kegiatan belajar di dalam kelas baru dilakukan sekira seminggu yang lalu.

“Masuk ke kelas lagi ketika ada anak yang minta ke guru ‘Bu ayo ke kelas lagi’,” ujarnya.

 Diakui Nurhayati, jumlah anak yang datang ke sekolah setiap harinya berbeda-beda.

 Saat Tribun Jabar mengunjungi PAUD tersebut, kata Nurhayati, ada 15 anak yang masuk.

Total anak didik di PAUD ini berjumlah 39 orang.


Menurut Nurhayati, tidak ada satu pun anak didiknya menjadi korban meninggal dalam bencana tersebut.

“Kalau anak-anak sih tidak ada (korban meninggal). Ada jadi korban tapi selamat, dia diselamatkan omnya saat tsunami,” ujarnya.

Ia juga mengatakan beberapa anak mengalami trauma meski tidak parah.

Karena itu, beberapa lembaga juga memberikan dukungan psikososial kepada anak-anak di PAUD-nya.

“Kami sudah ada tiga kegiatan kerohanian, ada pemateri dari Lebanon, Malaysia, Jakarta, Bandung,Yogyakarta,” ujarnya.

Selain itu, Nurhayati juga menceritakan pengalamannya selamat dari gempa bumi.

Berkunjung ke Desa Sitiwinangun di Cirebon, Belajar Membuat Gerabah Sambil Berburu Oleh-oleh

Ted Bundy, Psikopat yang Membunuh Wanita Muda, Jumlah Korban yang Sebenarnya Masih Misteri

Saat itu, ia sedang bersiap melaksanakan ibadah salat.

Anggota keluarganya sedang menonton televisi di dalam ruang tamu.

Beruntung suaminya memiliki kebiasaan memeriksa apakah pintu sudah terkunci atau belum, sehingga membuatnya membuka pintu dan melihat kejadian di luar.

“Bapak jalan ke depan rumah, kemudian di ruang tengah langsung goyang, sudah langsung kencang,” ujarnya.

Kemudian ia dan keluarga segera menyelamatkan diri menuju daratan yang lebih tinggi.

Akhirnya, ia, beserta suami dan kedua anak lelakinya selamat dari bencana itu.

Anak perempuannya sudah berkeluarga dan tidak tinggal serumah juga selamat.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved