Pasar Muludan di Keraton Kasepuhan Cirebon, Pasar Kaget Terbesar dan Bersejarah di Jawa Barat
Ratusan kios tampak memenuhi arena Pasar Muludan di Alun-alun Keraton Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon.
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Ratusan kios tampak memenuhi arena Pasar Muludan di Alun-alun Keraton Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon.
Kios-kios itu menjajakan berbagai makanan, minuman, mainan anak, hingga pakaian.
Selain itu, ada pula penyedia jasa berbagai hiburan dan permainan khas pasar rakyat.
Selama sebulan, mereka bakal membuka lapak di pasar malam yang rutin digelar sejak ratusan tahun lalu itu.
"Pasar malam baru berakhir bersamaan digelarnya prosesi pelal atau panjang jimat," kata Sultan Sepuh XIV, Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat, saat ditemui di Keraton Kasepuhan, Senin (12/11/2018).
Prosesi panjang jimat sendiri merupakan ritual yang menggambarkan proses kelahiran Nabi Muhamad SAW.
• Solusi Usaha Sampingan Bagi Anda yang Bergaji Pas-pasan, Tak Butuh Modal Besar
Ia mengatakan, di Keraton Kasepuhan panjang jimat akan dilaksanakan pada 12 Mulud, atau 20 November 2018.
Tak hanya itu, keraton lainnya yang berada di Cirebon, yakni Keraton Kanoman dan Keraton Kacirebonan, juga bakal menggelar prosesi serupa.
Keraton-keraton itu akan menggelar ritual panjang jimat di hari yang sama.
"Pasar Muludan ini menjadi bazar bagi usaha kecil mikro terbesar dan terlama di Jawa Barat," ujar Arief Natadiningrat.
Ia mengatakan, ada daya tarik tersendiri di Pasar Muludan dibandingkan kegiatan serupa di tempat lainnya.
Victor Igbonefo Ingin Bawa Persib Bandung Juara Liga 1, Siap Tampil Habis-habisan di 4 Laga Tersisa https://t.co/0YC9zyYDvU via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) November 12, 2018
Pasalnya, pengunjung Pasar Muludan bisa sekaligus berwisata ke keraton.
Pasar Muludan juga berada di Keraton Kanoman dan Keraton Kacirebonan.
Barisan kios pedagang tampak berjejer di sekitar kompleks dua keraton itu.
Namun, pasar Muludan di Alun-Alun Keraton Kasepuhan terlihat lebih besar dan ramai.
Kenapa Hari Ayah Diperingati pada 12 November? Begini Sejarahnya https://t.co/x0LhMMSjYa via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) November 12, 2018
Bahkan, kios-kios pedagang juga memenuhi jalanan di sekitar Keraton Kasepuhan.
Biasanya para pedagang dan penyedia jasa hiburan mulai membuka lapaknya selepas zuhur.
Selanjutnya mereka siap melayani pengunjung hingga kira-kira pukul 22.00 WIB setiap harinya.