3.800 Rumah di Kabupaten Bandung Terendam Banjir, 139 KK Menetap di Pengungsian

Ribuan rumah di tiga kecamatan di Kabupaten Bandung yakni Dayeuhkolot, Baleendah, dan Bojongsoang terendam banjir.

Penulis: Mumu Mujahidin | Editor: Ichsan
Tribun Jabar/Mumu Mujahidin
Banjir di Desa/Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, semakin meluas, Senin (12/11/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mumu Mujahidin

TRIBUNJABAR.ID, BALEENDAH - Ribuan rumah di tiga kecamatan di Kabupaten Bandung yakni Dayeuhkolot, Baleendah, dan Bojongsoang terendam banjir. Para pengungsi pun mulai memenuhi titik-titik posko pengungsian yang tersebar di tiga kecamatan tersebut.

Hingga Senin (12/11/2018) siang, jumlah pengungsi di tiga kecamatan tersebut mencapai 139 KK dengan 447 jiwa. Dan sekitar 3.800 rumah di tiga kecamatan tersebut terendam banjir dengan tinggi permukaan air yang variatif, dari 20 sentimeter hingga 160 sentimeter.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, melalui tim Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana Iyus Setiawan menuturkan hingga hari ini terdapat delapan posko pengungsian.

Di antaranya shelter pengungsian Dayeuhkolot, Masjid Argadinata, Masjid Mustofa, Masjid Nurul Falah, Masjid Ash Shofia di Dayeuhkolot. Gedung Inkanas (Institut Karate-Do Nasional) dan shelter Parung Halang di Baleendah, serta posko Gudang Teggo di Bojongsoang.

"Jumlah pengungsi di tiga kecamatan mencapai 139 KK, 447 jiwa dengan jumlah rumah yang terendam mencapai sekitar 3.800 unit di tiga kecamatan," ujarnya saat ditemui di Gedung Inkanas tadi siang.

Teror Buah Stroberi Berisi Jarum, Ini Motif Pelaku Memasukkan Jarum ke Dalam Buah Stroberi

Jumlah pengungsi di Gedung Inkanas mencapai 64 KK 213 jiwa, di Shelter Parunghalang mencapai 11 KK 39 jiwa. Dengan titik-titik banjir terdapat di Kelurahan Andir, RW 10 di Kampung Andir, RW 09 Kampung Cigosol, RW 05 Kampung Cibadak, RW 8 Kampung Uwak, RW 06, dan 13 di Kampunh Ciputat, RW 01 dan 02 di Kampung Parunghalang serta RW 18 Kampung Mulyasari.

Sementara titik-titik banjie di Dayeuhkolot di RW 08 Kampung Bolero, RW 01 Kampung Babakan Sangkuriang, RW 02 dan 15 Kampung Citeuireup, RW 03, dan 13 di Kampung Cilisung, RW 04, 05, dan 14 di Kampung Bojong Asih, RW 14 di Kampung Babakan Leuwibandung, RW 09 Kampung 09, serta di RW 02 Kampung Cisirung dan RW 03 Kampung Palasari.


"Sementara jumlah pengungsi di posko Gudang Tenggo Bojongsoang mencapai 14 KK 41 jiwa dengan titik banjir di RW 09 dan 10 Kampung Cijagra," ujarnya.

Iyus menambahkan mulai hari ini jumlah posko pengungsian bertambah menjadi delapan titik. Hal tersebut dikarenakan volume banjir meningkat sehingga berdampak pada meluasnya area banjir.

"Mulai tadi malam ada peningkatan yang signifikan tinggi air mencapai hampir dua meter. Makanya jadi mulai banyak pengungsi karena banyak rumah yang kembali terendam," katanya.

Selain merendam ribuan rumah warga, banjir juga mulai merendam beberapa sekolah di tiga kecamatan tersebut di antaranya SDN 1 dan 2 Bojongasih, SDN 1 dan 2 Bolero serta SDN Babakan Leuwibandung di Dayeuhkolot, dan SDN 1 Andir di Kecamatan Baleendah. Sehingga beberapa sekolah juga mulai mengungsi ke posko dan mengajar seadanya.

Sementara salah satu pengungsi di Shelter Dayeuhkolot, Tita Kusmiati (45) menuturkan dirinya mulai mengungsi sejak Kamis (08/11/2018) malam dikarenakan rumahnya di RT 01/14 Kampung Bojongasih Desa/Kecamatan Dayeuhkolot terendam banjir.

"Pas pertama mah masih selutut terus ngungsi, kemarin malam air naik lagi hingga sedada orang dewasa. Jadi banyak warga yang mulai ngungsi lagi," katanya di Dayeuhkolot.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved