Menengok Tradisi Rebo Wekasan di Cirebon, Ada Tradisi Tawurji dan Ngapem, Ini Liputannya
Ternyata mereka akan melaksanakan rangkaian Tradisi Rebo Wekasan atau Rabu terakhir pada bulan Safar.
Penulis: Siti Masithoh | Editor: Ichsan
Setelah rangkaian acara dilaksanakan, para warga akan bersama-sama memakan Kue Apem yang disajikan dengan gula merah.
Persib Bandung Kejar Tiket Lolos ke Piala AFC, Wajib Sapu Bersih Lima Laga Tersisa https://t.co/rkno2hwlqg via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) November 7, 2018
Sejak tanggal 1 hingga 30 Safar, setiap rumah di Cirebon, selalu ada yang membuat apem.
Apem tersebut dibuat dari tepung beras yang dicampur air hangat dan tape singkong. Setelah itu, adonan diaduk hingga rata.
Biasanya, masyarakat membuatnya apem itu pada sore hari dan didiamkan semalaman. Tujuannya, agar tekstur apem menjadi lebih lembut dan mengembang.
Setelah didiamkan, pagi harinya, apem akan dicetak. Setelah selesai, apem bisa digarang maupun dikukus.
Tape singkong sendiri memberikan rasa asam. Namun, tidak terlalu asam. Sehingga rasanya lembut dan sedikit terasa asam.
Apem biasa disajikan dengan air gula merah agar lebih terasa manis dan nikmat.
Sejarawan Cirebon, Opan Safari, mengatakan, di Cirebon, tradisi tersebut dilaksanakan untuk memperingati Tragedi Karbala, yang saat ini Irak.
Menurutnya, jika dalam tulisan Jafar Assegaf, tradisi tersebut untuk memperingati wafatnya seluruh pasukan Husain bin Ali atau cucu dari Nabi Muhammad SAW. Pada perang Karbala antara Husain bin Ali dengan pasukan militer Bani Umayyah.
Pertempuran Karbala terjadi pada 10 Muharram atau 10 Oktober 680.
Perang Karbala sendiri diperingati seluruh umat Islam di Indonesia. Jika di Cirebon, dilaksanakan dengan tradisi Ngapem tersebut.
Mau Sarapan atau Makan Siang Rame-rame Harga Terjangkau, Roti Panggang Ini Bisa Jadi Pilihan https://t.co/q8PVV9FXe7 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) November 7, 2018
"Kalau di Cirebon tradisi ngapem itu tujuannya untuk sodakoh. Sodakoh itu artinya menolak bala atau musibah. Jadi, bermula dari Sejarah Karbala tersebut," kata Opan Safari.
Ia menambahkan, apem di Cirebon berbentuk kotak dan bulat. Apem berbentuk kotak, melambangkan badan. Apem berbentuk bulat, melambangkan kepala.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, bentuk apem itu melambangkan wafatnya Husain yang dibunuh dengan cara dimutilasi.
Di Cirebon, yang pertama melakukan tradisi Ngapem tersebut di Keraton Kanoman Cirebon.