Soal Penggunaan Geomembran, Petani Garam di Cirebon Menanggapi Begini
Geomembran adalah alat yang terbuat dari plastik dan digunakan sebagai alas saat proses pembuatan garam oleh petani garam
Penulis: Siti Masithoh | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Siti Masithoh
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Sejumlah petani garam di Cirebon menilai bahwa harga geomembran tergolong mahal, sehingga pemakaiannya belum digunakan secara merata.
Geomembran adalah alat yang terbuat dari plastik dan digunakan sebagai alas saat proses pembuatan garam.
Harga geomembran bernilai jutaan rupiah untuk aatu petak itu masih sulit dibeli oleh petani garam.
Seorang petani garam, Raji (52), mengaku baru bisa menggunakan geomembran untuk satu petak.
• BREAKING NEWS, Pabrik Kimia Terbakar di Katapang
• Live Streaming Denmark Open 2018,Saksikan Marcus/Kevin di Final Denmark Open
Namun, ia mengaku bahwa menggunakan teknik geomembran dapat meningkatkan kualitas garamnya.
"Saat ini harga jual garam Rp 750 per kilo gram. Itu tergolong standar, tahun sebelumnya ada dibawah harga tersebut," kata Raji saat ditemui di tambaknya, Desa Pegagan Lor, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon, Minggu (21/10/2018).
Untuk dapat menggunakan geomembran tersebut, petani berharap mendapatkan bantuan dari pemerintah.
Selama ini, bantuan geomembran tersebut juga dinilai masih sedikit.
"Ke depan semoga lebih banyak bantuan geomembran. Bantuannya juga diharapkan tepat sasaran," kata Raji.