Objek Wisata Danau Situ Gede Alami Kekeringan, Warga Sekitar Merugi
Akibat kemarau panjang, volume air di objek wisata Danau Situ Gede Kota Tasikmalaya mengalami berkurang hingga nyaris kering.
Penulis: Isep Heri Herdiansah | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Isep Heri
TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Akibat kemarau panjang, volume air di objek wisata Danau Situ Gede yang berada di Kelurahan Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya mengalami berkurang hingga nyaris kering.
Pemandangan air serta segala aktivitas warga di atasnya yang biasanya terlihat, kini hanya terlihat belukar rerumputan hijau tumbuh di pinggiran bahkan hingga tumbuh ke bagian tengah danau.
Sejumlah perahu hanya mampu berdiam di atas air yang nyaris seperti kubangan.
Menurut tokoh masyarakat di Kelurahan Linggajaya, Agus Kamil, volume air telah mengalami penyusutan semenjak lima bulan lalu, puncaknya dirasakan dua bulan terakhir.
• Hasil Kualifikasi MotoGP Thailand 2018 - Marc Marquez, Valentino Rossi, dan Dovizioso Terdepan
• Rossi Tercepat Kedua pada FP1 di Sirkuit Buriram MotoGP Thailand, Tapi Ngakunya Masih Bingung
• Jadwal Liga Inggris Akhir Pekan Ini, Duel Seru Liverpool Vs Manchester City dan Malam Ini MU Beraksi
Meski sempat beberapa kali hujan turun, namun tidak terlalu berdampak terhadap volume air danau.
"Kalau sampai benar-benar kering sudah sejak satu atau dua bulan lalu. Sekarang makin parah. Kemarin sempat ada hujan, tapi kecil, jadi pengaruhnya belum terasa," kata Agus saat ditemui di kawasan Danau Situgede, Sabtu (6/10/2018) Siang.
Ade menuturkan, dari total 47 hektar areal danau sekarang sekitar 12 hektar di antaranya tidak teraliri air.
Kedalaman air pun hanya sekitar 50 sentimeter di bagian terdalam danau tersebut.
Kekeringan yang terjadi kali ini menurut Ade merupakan salah satu yang terparah yang pernah terjadi. Kekeringan kali ini, ujar Ade, hampir menyerupai kekeringan yang terjadi sekitar tahun 1990-an.
"Bisa dibilang ini kekeringan terparah kedua. Biasanya enggak sampai kering kayak gini. Dampak kemaraunya juga paling terasa dua bulanan. Tahun kemarin juga cuma dua bulan. Enggak sampai perahunya enggak bisa jalan," katanya.
Kondisi ini, ujarnya berimbas pada tingkat kunjungan wisatawan ke objek wisata tersebut.
Ade mengatakan tingkat kunjungan wisatawan bahkan merosot hingga 80 persen apalagi di hari-hari biasa hampir tidak ada wisatawan yang datang.
Imbasnya dirasakan langsung pada aktivitas ekonomi warga sekitar yang membuka warung-warung. Nampak sejumlah warung memilih tak beroperasi.
"Dampaknya enggak cuma ke pariwisata aja. Ke warga yang bertani, sawah-sawah dan kolam juga semua kering karena enggak ada pasukan air dari Situgede. Kalau sawah semua yang kering ada ratusan hektar. Itu tersebar di lima kampung. Itu semuanya gagal panen," kata dia. (*)