Kisah Mantan Suami Ratna Sarumpaet, Pemilik Tanamur Diskotek Pertama di Jakarta, Bangkrut Pada 2005
Ahmad Fahmy Alhady melihat kondisi Jakarta yang memerlukan tempat hiburan yang bisa dijangkau oleh semua kalangan.
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Kisdiantoro
Tanamur adalah rumah tua yang disulap menjadi diskotek.
Fahmy mengadopsi konsep tempat hiburan malam dari Amerika, Jerman, dan Paris.
Bangunan Tanamur bercat hitam dan ada pohon kaktus besar di pekarangan.
Pintunya bercorak klasik dengan sentuhan warna merah.
Saat menuruni anak tangga, pengunjung akan disambut lantai dansa lengkap dengan sebuah bar yang terbuat dari kayu.
Bangku-bangku Tanamur juga dibuat dari kulit kambing.
Tanamur langsung dicintai oleh publik, diskotek itu tak pernah sepi pengunjung.
• Kasus Ratna Sarumpaet, Polisi Selidiki Penggunaan Rekening untuk Biayai Sedot Lemak
• Ratna Sarumpaet Bantah Gunakan Dana Kemanusiaan Danau Toba untuk Sedot Lemak
Sebagian besar orang asing yang menjadi pengunjung diskotek itu, namun ada juga remaja dan para sosialita Jakarta.
Tiket masuk Tanamur saat itu dibanderol Rp 10-20 ribu dan pengunjung bisa mendapat satu porsi minuman gratis dengan menukar tiket masuk.
Tanamur dilengkapi piringan hitam dan kemudian berubah dengan mengundang DJ.
Salah satu DJ yang sering manggung di Tanamur adalah DJ Vincent.
DJ Vincent berasal dari Merauke, Papua. Awalnya datang ke Jakarta untu mengadu nasib menjadi TNI AL namun nasib berkata lain.
DJ Vincent juga selalu memutarkan lagu yang ia kemas sendiri dan tak segan menolak memutar lagu yang sedang hits.

Meski begitu, Tanamur tidak pernah ketinggalan zaman. Bahkan, saat lagu baru dirilis, Tanamur langsung punya piringan hitamnya.
Karena eksistensinya, Tanamur makin dapat tempat di hati para pengunjung.