Terpopuler

Sebelum Kebohongan Ratna Sarumpaet Terbongkar, Mahfud MD: Kalau Mainan Politik Kita Kutuk

Saat kabar pemukulan yang dialami Ratna Sarumpaet pertama kali muncul, sejumlah politisi angkat bicara terkait hal tersebut, salah satunya Mahfud MD.

Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
Kolase Tribun Jabar/Kompas
Mahfud MD dan Ratna Sarumpaet 

TRIBUNJABAR.ID - Sebelum kebohongannya terbongkar, Ratna Sarumpaet mengatakan dianiaya oleh sejumlah orang di Bandung.

Kabar tersebut berhembus kencang, apalagi beredar wajah lebam Ratna Sarumpaet yang tengah berada di rumah sakit.

Saat kabar pemukulan yang dialami Ratna Sarumpaet pertama kali muncul, sejumlah politisi angkat bicara terkait hal tersebut, salah satunya Mahfud MD.

Melalui akun Twitter-nya, Mahfud MD menyebut kejadian tersebut sungguh biadab.

Ia mengatakan polisi harus mencari, menangkap, dan mengadili pelaku.

"Dengan profesionalitasnya polisi akan bisa menemukan pelakunya," kata Mahfud MD.


Mahfud MD juga menemui seorang dokter ahli bedah.

Dokter tersebut mengatakan ada kejanggalan pada luka di bagian mata Ratna Sarumpaet.

"Itu kita kutuk, kalau benar tetjadi. Tapi kalau hanya mainan politik ya pemainnya yang kita kutuk. Saya baru ketemu seorang dokter ahli bedah. Katanya, luka di kanan kiri kelopak mata agak aneh krn sama. Kita tunggu saja lerkembangannya," tulis Mahfud MD.


Mahfud MD menyatakan pendiriannya, bila kejadian tersebut benar maka pelaku pemukulan harus dikutuk namun, bila hanya rekayasa politik maka pemainnya yang harus dikutuk.

"Memang, makanya dokter itu bilang aneh, bukan bilang rekayasa. Sy tetap pd pendirian: jika @RatnaSpaet benar dianiaya sekeji itu, ya, kita kutuk pelakunya dan polisi hrs menangkapnya. Tp kalau itu rekayasa mainan politik ya kita kutuk perekayasanya dan polisi hrs memeriksanya."

Kebohongan Ratna Sarumpaet

Melansir dari Kompas.com, menurut Wakil Ketua Tim Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Nanik S Deyang, membenarkana adanya penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet.

Bahkan, kata dia, Ratna dianiaya oleh tiga orang pada 21 September 2018 lalu di sekitar Bandara Husein Sastranegara, Bandung.

Malam itu, katanya, Ratna Sarumpaet menghadiri acara konferensi dengan peserta beberapa negara asing di sebuah hotel.

Setelah itu, Ratna pergi dengan peserta dari Sri Lanka dan Malaysia.

Namun, taksi tersebut dihentikan di tempat yang jauh dari keramaian.

"Mbak Ratna sebetulnya agak curiga saat tiba-tiba taksi dihentikan agak jauh dari keramaian. Nah, dua temannya yang dari luar negeri turun dan berjalan menuju bandara, Mabk Ratna ditarik tiga orang ke tempat gelap dan dihajar habis oleh tiga orang, dan diinjak perutnya," kata Nanik S Deyang di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (2/10/2018).

Nanik mengatakan setelah Ratna Sarumpaet dipukuli, ia dilempar ke pinggir jalan sehingga bagian samping kepalanya robek.

Ratna Sarumpaet
Ratna Sarumpaet (Kolase Tribun Jabar (Youtube/TV One dan ISTIMEWA))

Kemudian, Ratna mencari kendaraan menuju rumah sakit di Cimahi serta menelepon temannya seorang dokter bedah agar langsung ditangani.

"Mbak Ratna masih sedikit sadar saat dia kemudian dibopong sopir taksi dan dimasukkan ke dalam taksi. Oleh sopir taksi Mbak Rtna diturunkan di pinggir jalan di daerah Cimahi," katanya.

Setelah diberi pengobatan, kata Nanik, Ratna Sarumpaet langsung bertolak ke Jakarta.

Nanik menyebut Ratna Sarumpaet mengalami trauma.

"Mbak Ratna malam itu juga langsung balik ke Jakarta dan dalam situasi trauma habis dia harus berdiam diri selama 10 hari. Barulah hari Minggu lalu dia memanggil Fadli Zon ke rumahnya dan baru semalam Fadli Zon melaporkan ke Pak Prabowo, dan hari ini di suatu tempat Mbak Ratna menemui Pak Prabowo," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved