Isu Ratna Sarumpaet Dianiaya
Fakta Isu Penganiayaan Ratna Sarumpaet, Kejanggalan Luka & Tak Terdaftar di Rumah Sakit Bandung
Berikut fakta-fakta terkait penganiayaan Ratna Sarumpaet yang dari berbagai sumber.
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Kisdiantoro
Kemudian, Ratna mencari kendaraan menuju rumah sakit di Cimahi serta menelepon temannya seorang dokter bedah agar langsung ditangani.
"Mbak Ratna masih sedikit sadar saat dia kemudian dibopong sopir taksi dan dimasukkan ke dalam taksi. Oleh sopir taksi Mbak Rtna diturunkan di pinggir jalan di daerah Cimahi," katanya.
Setelah diberi pengobatan, kata Nanik, Ratna Sarumpaet langsung bertolak ke Jakarta.
Nanik menyebut Ratna Sarumpaet mengalami trauma.
"Mbak Ratna malam itu juga langsung balik ke Jakarta dan dalam situasi trauma habis dia harus berdiam diri selama 10 hari. Barulah hari Minggu lalu dia memanggil Fadli Zon ke rumahnya dan baru semalam Fadli Zon melaporkan ke Pak Prabowo, dan hari ini di suatu tempat Mbak Ratna menemui Pak Prabowo," kayanya
Sejumlah politisi angkat bicara terkait kejadian yang menimpa Ratna Sarumpaet, salah satunya Mahfud MD.
Melalui akun Twitter-nya, Mahfud MD menyebut kejadian tersebut sungguh biadab.
Ia mengatakan polisi harus mencari, menangkap, dan mengadili pelaku.
"Dengan profesionalitasnya polisi akan bisa menemukan pelakunya," kata Mahfud MD.
Mahfud Md juga menemui seorang dokter ahli bedah.
Dokter tersebut mengatakan ada kejanggalan pada luka di bagian mata Ratna Sarumpaet.
"Itu kita kutuk, kalau benar tetjadi. Tapi kalau hanya mainan politik ya pemainnya yang kita kutuk. Saya baru ketemu seorang dokter ahli bedah. Katanya, luka di kanan kiri kelopak mata agak aneh krn sama. Kita tunggu saja lerkembangannya," tulis Mahfud MD.
Itu kita kutuk, kalau benar tetjadi. Tapi kalau hanya mainan politik ya pemainnya yang kita kutuk. Saya baru ketemu seorang dokter ahli bedah. Katanya, luka di kanan kiri kelopak mata agak aneh krn sama. Kita tunggu saja lerkembangannya. https://t.co/3bSsuV2TH6
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) October 2, 2018
Mahfud MD menyatakan pendiriannya, bila kejadian tersebut benar maka pelaku pemukulan harus dikutuk namun, bila hanya rekayasa politik maka pemainnya yang harus dikutuk.