Bandung Berpotensi Diguncang Gempa Besar, DKPB Kota Bandung Rutin Adakan Simulasi
DKPB rutin mengadakan simulasi kebencanaan di Kota Bandung, lantaran banyak permintaan dari pihak pengelola gedung atau tempat publik lainnya.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Wilayah Bandung berpotensi diguncang gempa besar lantaran terdapat Sesar Lembang yang melintang sepanjang 29 kilometer, dari ujung barat di Kecamatan Ngamprah, Bandung Barat hingga sisi timur di Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.
Belajar dari pengetahuan itu, Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DKPB) Kota Bandung mengaku rutin mengadakan simulasi menghadapi bencana untuk masyarakat, termasuk menghadapi gempa bumi.
Kepala DKPB, Ferdy Ligaswara, mengatakan, materi simulasi gempa bumi juga biasa disertakan saat timnya mengadakan simulasi kebakaran untuk manajemen gedung atau tempat-tempat publik di Kota Bandung.
Pasca Viral Video Mesum, UIN SGD Bandung Perketat Keamanan Termasuk Pengawasan Melalui CCTV https://t.co/tjDGCrtOaG via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) October 2, 2018
"Kalau gempa bumi terjadi di Kota Bandung, tentu akan terdampak lebih banyak karena jumlah penduduk dan hunian banyak, jumlah bangunan vertikal juga banyak. Bandung itu danau purba dan para ahli bilang rentan jika terjadi gempa bumi, guncangan terhadap struktur bangunan pun akan luar biasa," ujarnya saat ditemui Tribun Jabar di kantornya, Jalan Sukabumi, Kota Bandung, Selasa (2/10/2018).
Lebih lanjut Ferdy menjelaskan, materi simulasi gempa bumi yang biasa disertakan saat simulasi kebakaran atau simulasi bencana lainnya adalah materi untuk pengelola gedung dan masyarakat atau penghuni gedung itu.
Misal, bagaimana pengelola harus menempatkan kelengkapan keamanan atau petunjuk untuk penghuni gedung, seperti petunjuk jalur evakuasi menggunakan tangga untuk gedung bertingkat, atau petunjuk jalan ke titik kumpul aman.
Kemudian, penghuni gedung itu pun diberikan materi apa yang harus dilakukan jika terjadi bencana gempa bumi, misal harus berlindung di mana dan harus menuju ke tempat aman mana.
• September Tahun Ini Saja, Gunung Ciremai Tiga Kali Kebakaran
"Kami tekankan pada manajemen gedung, kami sampaikan ke manajemen gedung, mereka harus tahu apa yang dilakukan saat gempa. Untuk masyarakat (penghuni gedung) materinya pengetahuan dasar dan mendidik masyarakat. Lalu juga kita sampaikan dari sisi teknis lainnya," ujar Ferdy.
Dikakatannya, DKPB rutin mengadakan simulasi kebencanaan di Kota Bandung, lantaran banyak permintaan dari pihak pengelola gedung atau tempat publik lainnya.
Hampir 1-2 kali dalam satu pekan simulasi dilakukan oleh DKPB, terutama di gedung bertingkat
"Terakhir di Rumah Sakit Mata Cicendo, baru beres kemarin. Pernah juga di hotel seperti Trans Hotel dan Novotel minggu lalu. Dan kami ke depannya akan menyasar (simulasi untuk) pelajar dan pramuka, mungkin minggu depan. Kalau simulasi di gedung biasanya digabung dengan simulasi kebakaran pemadaman, tapi kadang juga terpisah," ujar Ferdy.
Untuk simulasi di gedung bertingkat, lanjutnya, pihaknya sudah melakukan simulasi di hampir sekitar 20 gedung di Kota Bandung.
Meskipun ke-20 gedung itu sudah memenuhi persyaratan langkah mitigasi, seperti adanya jalur evakuasi dan titik kumpul, evaluasi dan simulasi tetap harus rutin dilakukan.