Gempa Donggala

Mengenal Sesar Palu Koro, Sesar yang Memotong Jantung Kota Palu Penyebab Gempa 7,4 SR

Pasalnya, di Kota Palu terdapat patahan kerak Bumi (sesar) berdimensi cukup besar yang dikenal dengan nama sesar Palu-Koro.

Editor: Ravianto
maps.google
Teluk Palu 

TRIBUNJABAR.ID, PALU - Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah, Palu tercatat sebagai daerah rawan gempa karena memiliki aktivitas tektonik tertinggi di Indonesia.

Pasalnya, di Kota Palu terdapat patahan kerak Bumi (sesar) berdimensi cukup besar yang dikenal dengan nama sesar Palu-Koro.

Sesar atau patahan merupakan hasil aksi gaya lempeng tektonik yang membentuk batas-batas antara lempeng, seperti zona subduksi atau sesar transform.

Energi yang dilepaskan menyebabkan gerakan cepat pada sesar aktif yang menjadi penyebab utama gempa Bumi.

Sesar Palu-Koro memanjang sekitar 500 kilometer mulai dari Selat Makassar sampai Pantai Utara Teluk Bone.

Di Kota Palu, sesar melintas dari Teluk Palu masuk ke wilayah daratan, memotong jantung kota sampai ke Sungai Lariang di Lembah Pipikoro.

Sesar Palu Koro
Sesar Palu Koro (iagi.or.id)

Gempa berkekuatan 7,4 SR yang melanda Donggala serta Tsunami setinggi 1,5 meter di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018) menambah catatan baru bencana di Pulau Sulawesi.

Berada di sesar teraktif dan terbesar di Indonesia, sumber gempa Palu dipastikan akibat adanya aktivitas sesar geser Palu Koro.

Sesar Palu Koro dikatakan sangat aktif karena pergerakannya mencapai 35 sampai 44 milimeter per tahun.

Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Sukmandaru Prihatmoko menjelaskan, adanya tiga kemungkinan yang menjadi penyebab Gempa Bumi dan Tsunami di Palu dan Donggala.

"Yang pertama dia tetap bergeser, tapi di tempat lain dia memicu adanya longsor bawah laut."

"Begitu longsor, ada massa tanah atau batuan yang menimpa air laut yang membuat tsunami," ujarnya saat ditemui pada konferensi pers BNPB, Sabtu hari ini (29/9/2018).

Dilansir dari Kompas.com, Senin (1/10/2018), kedua, si patahan tersebut memicu bergeraknya atau naiknya patahan di tempat lain.

"Kalau di peta saya, ke arah selat Makassar. Itu diduga bisa terpicu penyebab tsunami."

"Kemudian yang ketiga, ada flower structure. Harusnya dia bergeser biasa, tapi di satu titik di dasar laut, ada titik yang berkumpul dan membuat pola seperti bunga. Itu mendesak air di atasnya dan menimbulkan tsunami," katanya.

Kisah Warga Bandung Selamatkan Diri dari Hotel Roa Roa yang Runtuh: Aduh Saya Gak Bisa Ngomong Deh

Kebohongan Pengeroyok Haringga, dari Jari Berdarah Karena Mengiris Singkong sampai Kena Pagar

Halaman
12
Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved