Tujuan Warga Desa Slangit Laksanakan Tradisi Sedekah Bumi atau Mider Tanah

Desa Slangit yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani biasa menanam padi dua kali dalam setahun.

Penulis: Siti Masithoh | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Tribun Jabar/Siti Masithoh
Tradisi sedekah bumi di Desa Slangit, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon, Kamis (27/9/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Siti Masithoh

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON- Panas terik di musim kemarau tidak menghalangi warga Desa Slangit, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon untuk melaksanakan tradisi sedekah bumi atau mider tanah yang berarti mengelilingi batas desa.

Mereka mengelilingi desa tanpa menggunakan alas kaki yang bertujuan agar manusia menyatu langsung dengan bumi.

Tidak menggunakan alas kaki juga bertujuan untuk mendapatkan karomah atau kebaikan dari Pangeran Cakrabuana sebagai satu di antara pendiri Cirebon.

Adapun tujuan utama tradisi itu adalah untuk berdoa agar menjelang musim tanam hingga panen nanti tidak mendapat halangan berupa hama dan sebagainya.

"Tradisi ini juga bertujuan agar hasil panennya baik dan banyak," ujar Kepala Desa Slangit Sura Maulana, saat ditemui di Desa Slangit, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon, Kamis (27/9/2018).

Kisah Ade Irma Suryani, Putri AH Nasution yang jadi Korban G30S/PKI, Ini Kata-kata Terakhirnya

Polisi Tangkap 4 Pelaku Spesialis Curanmor di Tasikmalaya, Semalam Bisa Curi 6 Sepeda Motor

Desa Slangit yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani biasa menanam padi dua kali dalam setahun.

Ada empat titik batas desa yaitu barat, utara, selatan, dan timur yang akan diberikan sesajen berupa hasil bumi sebagai ucapan rasa syukur.

Selain itu, pemberian sesajen pada setiap titik itu menandakan batas wilayah desa.

"Pemberian sesajen itu untuk tanda batas desa meskipun setelah tadi dilihat itu ada sedikit pengikisan tanah," kata dia kepada Tribun Jabar.

Balita Ini Ditinggal Terlelap di Trotoar, Orang Tuanya Kabur Saat Ada Razia Satpol PP

Warga yang tidak ikut dalam prosesi adat tersebut biasa menyaksikan dari rumahnya saat mereka melintas.

Warga juga tampak antusias melihat tradisi itu selalu dilaksanakan oleh pemerintah desa dan perwakilan dari warganya.

Setelah mengelilingi batas desa, mereka akan kembali berkumpul di kantor desa dan makan bersama.

Begitu seterusnya adat tersebut dilaksanakan setiap tahunnya menjelang musim tanam saat menjelang musim hujan. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved