Nuffic Neso Ajak Masyarakat Indonesia Ikut Program Beasiswa di Belanda, Berikut Syaratnya

Direktur Nuffic Neso Indonesia, Peter van Tujil mengatakan kualitas pendidikan di Belanda sudah tidak di ragukan lagi.

Penulis: Cipta Permana | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Tribun Jabar/Cipta Permana
Direktur Nuffic Neso Indonesia, Peter van Tujil (kiri) dan Koordinator Promosi Pendidikan Nuffic Neso Indonesia, Inty Dienasari (kanan) menjelaskan terkait penawaran program beasiswa S2 hingga S3 di beberapa perguruan tinggi di Belanda, dalam konferensi pers di cafe Kapulaga, Jalan Dayang Sumbi, Bandung, Kamis (27/9/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Cipta Permana

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Organisasi independen non profit di bidang pendidikan, Nuffic Neso kembali mengajak masyarakat dan peneliti di tanah air untuk melakukan riset di Belanda.

Kesempatan tersebut ditawarkan melalui program beasiswa kuliah untuk jenjang strata magister (S2) hingga Doktoral (S3) dengan pembiayaan penuh yang berasal dari kerja sama antara Pemerintah Belanda-Indonesia.

Direktur Nuffic Neso Indonesia, Peter van Tujil mengatakan kualitas pendidikan di Belanda sudah tidak di ragukan lagi.

Saat ini, 13 dari 14 universitas riset yang dibayai oleh negara sudah masuk dalam 200 besar ranking dunia. Oleh karena itu bisa disimpulkan bahwa kualitas pendidikan di Belanda sudah merata dan diakui dunia.

Pada tahun akademik 2017-2018, lebih dari 112 ribu mahasiswa internasional menempuh pendidikan di 2.100 program studi internasional yang tersedia di berbagai institusi perguruan tinggi di Belanda.

Ridwan Kamil Sebut Jabar Butuh Dana Rp 300 Triliun: Kumaha Carana nu Penting Ikhtiar

Peserta Casting Film Dilan 1991 Membludak di Hari Kedua, Ada yang Menginap di Lokasi Casting

"Tiap tahun,sekitar 500 pelajar Indonesia yang berangkat ke Belanda. Program studi yang paling banyak diambil semisal bidang bisnis dan manajemen, pertanian, perairan, hukum, maritim, serta manajemen air yang adalah keunggulan dari Belanda," ujarnya di Kafe Kapulaga di Jalan Dayang Sumbi, Bandung, Kamis (27/9/2018).

Peter menyebut sistem pengajaran dalam program studi internasional, sepenuhnya dilaksanakan dalam Bahasa Inggris karena lebih dari 90 persen masyarakat Belanda pun mampu berbahasa Inggris.

Selain itu, lanjutnya, program studi internasional pun didukung dengan ketersediaan insentif pajak untuk para peneliti mempromosikan hasil penelitian dan pengembangannya.

Peter menambahkan, satu di antara program beasiswa yang di tawarkan oleh Pemerintah Belanda bagi warga Indonesia, adalah StuNed (Studeren in Netherland).

Program beasiswa ini merupakan bagian dari kebijakan kerja sama pembangunan bilateral, yang tercantum dalam Multi-Annual Policy Framework 2014-2017.


Ada empat bidang diprioritaskan yaitu perdagangan internasional, keuangan dan ekonomi (seperti transportasi, logistik dan infrastuktur), keamanan dan penegakan hukum, serta agro pangan dan holtikultura.

"Saat ini ada banyak program beasiswa yang memungkinkan masyarakat Indonesia studi di Belanda, selain StuNed, ada juga beasiswa dari berbagai universitas di Belanda, semisal Orange Knowledge Program, Orange Tulip dan Holland Scholarship, serta lainnya. Bahkan pemerintah Indonesia pun turut menyediakan program beasiswa lain, seperti LPDP dan beasiswa MORA," katanya.

Koordinator Promosi Pendidikan Nuffic Neso Indonesia, Inty Dienasari mengatakan, untuk mendapatkan beasiswa di Belanda dari Nuffic Neso, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi para calon mahasiswa.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved