Kecelakaan Bus di Sukabumi

Bus Maut Masuk Jurang di Sukabumi Pakai Ban Gundul, Belum Uji KIR Dua Tahun

Bus yang masuk jurang di Sukabumi, Bus wisata ini ternyata menggunakan dua ban gundul. Satu ban depan kanan dan satu ban belakang kanan.

Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Kisdiantoro
Tribun Jabar/Ferri Amiril Mukminin
Proses Evakuasi Bus Maut di Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Minggu (9/9/2018) 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferri Amiril Mukminin 

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Tim penguji kendaraan Dirjen Hubdat dan dari Sukabumi telah memeriksa kondisi bagian luar bus maut yang jatuh ke jurang di Sukabumi, Sabtu (8/9).

Bus wisata ini ternyata menggunakan dua ban gundul. Satu ban depan kanan dan satu ban belakang kanan.

Tim penguji melakukan pengujian di lokasi kejadian, Kampung Ciareuy, Desa Cikidang, Kecamatan Cikidang, Minggu (9/9).

Mereka melihat bus tersebut bermerek Mitsubishi FE 84 tahun pembuatan 2014. Mikrobus berwarna biru dengan corak hijau dan kuning ini berkaroseri Global.

Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Refdi Andri, yang datang di lokasi, berharap tim penyidik yang telah dibentuk bisa mengungkap secara dekat penyebab kecelakaan. "Nanti akan ada tampilan visual dari hasil penyidikan. Semoga bisa berlangsung secepat mungkin," kata Refdi, kemarin.

Fitri Tropica Lebih Menyukai Fesyen Hijab Indonesia, Ini Alasannya

Bus pariwisata bernopol B 7025 SGA masuk ke jurang di jalur Cikidang-Palabuhanratu, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (8/9). Sebanyak 15 korban meninggal di lokasi kejadian.

Enam lainnya meninggal di Rumah Sakit Palabuhanratu. Sebanyak 17 orang mengalami luka. Kecelakaan terjadi sekitar pukul 12.30.

Bus mengangkut rombongan karyawan diler motor PT Catur Putera Group Bogor yang hendak menuju tempat wisata Bravo Adventure Camp, di Kampung Bantar Selang, Kecamatan Cikidang. Sedianya, mereka akan berwisata arung jeram di Sungai Citarik.

Proses evakuasi bus maut yang terjun ke jurang sedalam 30 meter itu melibatkan dua mobil derek, kemarin.

Jalur jalan dari kedua arah di Kampung Ciareuy, Desa Cikidang, Kecamatan Cikidang, siang ditutup dari kedua arah. Menjelang pukul 12.00 WIB, bus maut dapat dievakuasi.

Kursi bus masih berserakan tak jauh dari bus, sementara bagian dalam bus sudah bersih tak ada satu pun kursi yang tersisa.

Tikungan Tengkorak

Seorang warga Cikidang, Surahmat (57), mengatakan sengaja hadir di lokasi untuk melihat proses evakuasi. "Jalur ini memang rawan. Letter S ini warga sekitar menyebutnya Tikungan Tengkorak, sering terjadi kecelakaan," kata Surahman.

Ia mengatakan, kecelakaan kali ini merupakan kecelakaan yang paling banyak memakan korban.

Surahmat mengatakan, kendaraan yang tak memiliki rem dengan fungsi bagus terkadang banyak yang blong ketika melewati tikungan dan turunan letter S ini. "Banyak kendaraan yang mengalami rem blong karena turunannya panjang dan berkelok," kata Surahmat.

Alang-alang Seluas 60 Meter di Sekitar Borma Cipadung Ludes Terbakar

Hasanudin (45), warga Kampung Ciareuy, Desa Cikidang, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, menduga bus terjun ke jurang sedalam 30 meter melampaui sebidang kebun pisang.

"Tak ada pohon pisang yang roboh atau patah, bahkan yang menempel ke bus pun pohon pisang masih tegak berdiri, saya menduga bus terbang dan bagian depannya langsung menancap ke tanah," kata Hasanudin saat menyaksikan proses evakuasi bus yang dilakukan mobil derek. Hasanudin menyaksikan evakuasi bus sejak Minggu.

Hasanudin mengatakan bus ke jurang itu tak berguling karena tak ada bekas pohon yang roboh atau tanah bekas bus itu terguling. "Padahal bisa dilihat, kan, pohon pisang dan lainnya cukup rapat di sini," katanya.

Uji KIR

Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiyadi, mengatakan bus wisata maut belum melakukan uji kelayakan kendaraan (KIR) selama dua tahun. Berkaca dari kejadian itu, pihaknya akan memanggil semua pengusaha bus wisata dan memberikan peringatan keras.

"Mobil bus wisata ini diketahui belum melakukan uji kelayakan kendaraan selama dua tahun," ujar Budi saat meninjau lokasi kecelakaan di turunan letter S di Kampung Ciareuy, Desa Cikidang, kemarin.

Budi memperoleh fakta tersebut setelah menerima berkas dan surat mengenai kendaraan bus tersebut.

Sambil memegang berkas ia menjelaskan dan akan melakukan evaluasi terhadap semua bus pariwisata.

Budi memperingatkan keras para pemilik PO wisata agar rutin memeriksakan kendaraannya. Ia juga mengatakan akan membuat regulasi baru terkait hal tersebut.

Badan Geologi Tinjau Lubang Misterius di Sukabumi, Ini Hasilnya

"Semua bus wisata wajib masuk terminal dan melakukan ram cek atau pengecekan semua kondisi bus," ujar Budi.

Budi mengatakan keselamatan penumpang menjadi hal penting dan patut diperhatikan semua pemilik PO wisata. Menurutnya, PO bus wisata jangan hanya memikirkan sisi keuntungannya.

"Ini pelajaran berharga bagi semua, sepulang dari sini saya akan kumpulkan semua PO wisata. Catat itu. Saya akan kumpulkan semuanya," katanya.

Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi bersama dengan Dirjen Perhubungan Darat menyelidiki kelebihan penumpang sebanyak tujuh orang dari data manifes penumpang bus.

Seperti diketahui daftar manifes bus hanya 30 orang sementara fakta penumpang bus saat kecelakaan ada 37 orang.

"Jadi, tujuh orang penumpang tambahan ini naiknya dari mana. Saat ini kami sedang menyelidiki hal tersebut bersama Dirjen Perhubungan Darat," kata Kapolres.

Dirjen Perhubungan Darat, Budi Setiyadi, mengatakan, dari sisi jalan pemasangan guadrill permanen dengan pemasangan tembok akan dilakukan di tempat kejadian.

Harga Benang Naik 40 Persen, Pengusaha Kain Keluarkan Dana Rp 60-100 Juta Lebih Banyak Per Bulan

"Setiap kendaraan dari operator wisata yang akan melewati jalur ini akan diimbau bahwa jalan cukup curam, banyak turunan tajam, tikungan, jurang, dan tebing," kata Budi.

Budi mengatakan bus yang mengalami kecelakaan diketahui sempat berhenti di Cijeruk, Bogor, karena mengalami masalah. "Akan dilakukan penyelidikkan lebih lanjut," kata Budi.

Budi mengatakan di lokasi kecelakaan juga akan dilakukan recovery jangka pendek dan menengah. Seperti perbaikan di lokasi, guadrill, dan marka ditambah.

Di tempat yang sama, pengelola bus, Asriandi (30), mengatakan bahwa sopir yang ia tunjuk untuk membawa bus wisata tersebut bernama Jahidi alias Buyung.

"Ia biasanya berdua bersama Muhamad Adam. Jika saat kecelakaan terjadi, saya kira yang menyetir Jahidi karena yang disuruh kami Jahidi," kata Asriandi.

Namun saat ditanya keberadaan Jahidi dan Muhamad Adam, ia mengaku belum mengetahuinya. Kabar tentang kaburnya sang sopir juga masih dalam penyelidikan tim yang telah dibentuk Korlantas Polri.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved