PKL Berdagang di Fasilitas Umum Karena Terpaksa
Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Raya Dangdeur, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, mengaku terpaksa berjualan di bahu jalan karena tida
Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Theofilus Richard
Laporan wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Raya Dangdeur, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, mengaku terpaksa berjualan di bahu jalan karena tidak adanya tempat untuk berdagang.
Sebelum tahun 2011, sebagian besar para PKL ini, merupakan pedagang di pasar tradisional sekitar Jalan Raya Dangdeur, namun dibangun menjadi pasar modern, pedagang memilih untuk berjualan di fasilitas umum.
Hal tersebut dikarenakan, untuk berjualan di pasar modern tersebut, pedagang harus mengeluarkan ongkos sewa lebih mahal ketimbang di pasar sebelumnya dan takut pendapatan menurun.
Titin (56), seorang PKL, mengatakan dirinya enggan berjualan di pasar modern yang bernama Rancaekek Trade Centre (RTC) karena dianggap sepi dari pembeli, dibandingkan pasar tradisional sebelumnya.
"Sewa lapak Rp 2,5 juta, tetapi kalau sepi kan malah jadi rugi," kata Titin pedagang sayuran di Jalan Raya Dangdeur, Minggu (9/9/2018).
• Kerajinan Topeng Babakan Lima Wanda Khas Cirebon Tembus Pasar Mancanegara
• Ngerinya Saat Parasut Atlet Paralayang Bermasalah di Udara
Titin mengatakan, ia hanya menggelar lapak dagannganya dari pukul 03.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB, karena harus bergantian dengan PKL lainnya.
"Kalau di pasar dulu, bisa sampai sore dan tidak mengganggu jalan," katanya.
Seorang warga, Edi (36), mengatakan seharusnya pemerintah, tidak mengizinkan pembangunan pasar modern tersebut, akibatnya di 2018 ini, PKL semakin menjamur hingga bahu jalan.
"Seingat saya, sewaktu ada pasar, PKL dan parkir liar juga dikit, tetapi kenapa sekarang semakin banyak," katanya.
Dari pantauan, antrean kendaraan kerap terjadi di ruas Jalan Raya Dangdeur, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, diwaktu pagi hingga sore hari setiap harinya.
Penyebab terjadinya antrean kendaraan ini, diakibatkan adanya penyempitan arus karena adanya deretan jongko pedagang kaki lima (PKL) dan parkir liar.
Deretan jongko PKL dan tempat parkir liar ini, sebagian besar menempati bahu jalan, sehingga kendaraan dari Majalaya - Cileunyi maupun sebaliknya, terpaksa menurunkan laju kecepatan kendaraan.
Tak hanya pengendara, pejalan kaki yang melintas di jalan tersebut pun, terpaksa mengalah, karena deretan PKL tersebut memenuhi fasilitas trotoar bagi pejalan kaki.
• Sejumlah Bobotoh Kecewa Laga Persib Vs Arema FC Dimajukan
• Aksi Sandiaga Uno dan Erick Thohir Berpelukan jadi Viral, Dua Sahabat Tempuh Jalan Berbeda