Jejak Pollycarpus di Meja Hijau, dari Mulai Tersangka hingga Bebas Murni dari Penjara
Informasi itu ditindaklanjuti oleh Mabes Polri dengan memberangkatkan penyelidiknya ke Belanda untuk meminta dokumen otenik berikut hasil otopsi
Penulis: Mega Nugraha | Editor: Yudha Maulana
Pertimbangan hakim dalam putusannya juga menyebutkan bahwa otak di balik tewasnya Munir bukan hanya Pollycarpus.
"Bahwa berdasarkan pembahasan di atas, pengadilan lebih lanjut berpendapat bahwa yang mempunyai keinginan menghilangkan jiwa Munir adalah bukan hanya terdakwa secara sendirian, melainkan masih ada pihak lain yang harus ditemukan melalui penyelidikan yang lebih akurat oleh aparat penegak hukum yang berwenang untuk itu," ujar Cicut.
• Dua Orang yang Sempat Terkait Pembunuhan Munir Masuk Partai Besutan Tommy Soeharto
Selain itu, dalam persidangan terungkap bahwa Pollycarpus kerap melakukan panggilan telpon dengan pemilik nomor telpon 0811900978, milik Muchdi Purwopranjono, yang saat iu menjabat Deputi V Badan Intelejen Negara.
Sidang juga menemukan fakta bahwa terdakwa mulai 25 Agustus atau waktu sebelum Munir berangkat ke Amsterdam, kemudian pada 6 September 2004 atau waktu sebelum Munir ke Amsterdam, 7 September 2004 pukul 10.00 dn 11.00.
Waktu terdakwa pulang dari Singapura dan sudah berada di Jakarta dan Munir dalam perjalanan ke Amsterdam, masih 7 September 2004 pukul 16.49 sampai dengan jam 21.05, saat itu dapat dipastikan telah meninggal dunia, setidaknya terjadi tidak kurang dari lima kali kontak pembicaraan.
Dirangkum dari buku Sebuah Buku Putih, Bunuh Munir yang diterbitkan Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) pada 2006.