Harga Garam Rendah, Petani: Enggak Masuk Akal
Sejumlah petani garam di Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, mengeluhkan rendahnya harga garam saat ini.
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Theofilus Richard
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Sejumlah petani garam di Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, mengeluhkan rendahnya harga garam saat ini.
Padahal, mereka meyakini kebutuhan garam di pasar masih cukup tinggi.
"Tahun lalu panennya gagal karena cuaca buruk, sekarang berhasil tapi harganya rendah, enggak masuk akal," kata Tauhid (29), petani garam, saat ditemui di Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, Selasa (28/8/2018).
Ia mengatakan, hasil panen garam pada tahun lalu tidak banyak karena terkendala cuaca.
Karena itu, Tauhid meyakini kebutuhan garam saat ini masih belum tercukupi.
Namun, ia sendiri tak mengerti mengapa harga garam justru semakin merosot.
M Faiz Zainur Rofiq, Atlet Baseball Muda Indonesia yang Punya Segudang Prestasi https://t.co/1i4eLvR88l via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) August 28, 2018
• Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Irman Sugema Silaturhami ke Tribun Jabar
"Seharusnya harga garam stabil, sekarang cuman Rp 500 perkilogram," ujar Tauhid.
Petani garam lainnya, Warpin (49), juga menanyakan hal serupa.
Bahkan, kata Warpin, tahun lalu sejumlah gudang di Desa Rawaurip kosong karena kekurangan pasokan garam.
"Ini enggak tahu kenapa, dari awal Juli 2018 itu harga garam makin anjlok," kata Warpin.
Ia mengatakan, para petani garam di Desa Rawaurip baru memulai masa panen garam sejak Juli 2018.
Namun, tibanya masa panen yang dinanti-nantikan itu seolah tidak ada artinya akibat rendahnya harga garam.
• Sutradara dan Produser Video Asusila di Bandung Divonis 7 Tahun Penjara