Lombok Diguncang Gempa

Sebanyak 6 Kali Lombok Diguncang Gempa, Begini Penjelasan PVMBG Badan Geologi

jika dilihat berdasarkan posisi dan kedalamannya, sumber gempa bumi berasosiasi dengan zona pensesaran naik busur belakang (Flores back-arc Thrust) y

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Theofilus Richard
TRIBUNNEWS
Ilustrasi gempa bumi 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Enam kali gempa bumi terjadi di timur laut Lombok Timur, NTB, Minggu (19/8/2018).

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari BMKG, gempa bumi pertama terjadi pada pukul 11.06 WIB, dengan pusat gempa pada koordinat 8,29°LS dan 116,62°BT dengan magnitudo 5,4 S.R. pada kedalaman 10 kilometer, berjarak 25 kilometer arah timur laut Lombok Timur, NTB.

Gempa bumi kedua, terjadi empat menit kemudian yaitu pada pukul 11.10 WIB dengan pusat gempa bumi pada koordinat 8,24°LS dan 116,66°BT, dengan magnitudo yang lebih besar yaitu 6,5 S.R. pada kedalaman 10 kilometer, berjarak 32 kilometer arah timur laut Lombok Timur.

Lalu, gempa bumi ketiga terjadi pada pukul 21.56 WIB dengan lokasi pusat pada 8,28°LS dan 116,71°BT, 30 kilometer timur laut Lombok Timur, kedalaman 10 kilometer, dengan magnitudo 7,0 S.R.

Tidak Memiliki IPAL, Pemkab Garut Akan Cabut Izin Perusahaan Pengolahan Kulit

Pelajar SD dan SMP Muhammadiyah Antapani Bandung Gelar Karnaval Kemerdekaan RI, Hari Ini

Kemudian, gempa bumi keempat terjadi pada pukul 22.16 WIB di lokasi 8,35°LS dan 116,51°BT,18 kilometer barat laut Lombok Timur, kedalaman 10 kilometer dengan magnitudo 5,6 S.R.

Berikutnya, gempa kelima terjadi pukul 22.28 WIB pada lokasi 8,30°LS dan 116,56°BT, atau 23 kilometer barat laut Lombok Timur, kedalaman 10 kilometer, magnitudo 5,8 S.R.

Terakhir, gempa bumi keenam terjadi pada pukul 23.25 WIB pada koordinat 8,50°LS dan 11,85°BT, pada kedalaman 10 kilometer dengan magnitudo 5,0 S.R.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kasbani, menjelaskan, penyebab gempa bumi tersebut, jika dilihat berdasarkan posisi dan kedalamannya, sumber gempa bumi berasosiasi dengan zona pensesaran naik busur belakang (Flores back-arc Thrust) yang berarah relatif barat-timur.

Lebih lanjut dia menjelaskan, kondisi geologi di daerah yang terkena gempa bumi, juga memperkuat efek getaran gempa.

Sebagian besar daerah tersebut tersusun oleh batuan sedimen dan batuan metamorf berumur pra tersier hingga tersier, batuan gunung api berumur tersier hingga kuarter, dan aluvium berumur resen.

Ular Piton yang Ditemukan di Malaysia Disebut-sebut Terpanjang di Dunia, Segini Ukurannya

"Pada daerah yang tersusun oleh batuan yang telah tersesarkan dan terlapukkan dan daerah aluvium ujarnya, sangat rentan terhadap goncangan gempa bumi karena bersifat urai, lepas, dan belum terkonsolidasi, sehingga akan memperkuat efek getaran gempa," kata Kasbani, Senin (20/8/2018), dalam keterangan tertulisnya.

Karena itu, pihaknya mengimbau agar masyarakat waspada retakan pada permukaan bumi dan longsoran.

Masyarakat juga diharapkannya tetap berada di tempat terbuka dan menghindari bangunan karena akibat guncangan gempa bumi sebelumnya, sehingga bangunan rawan roboh.

"Tetap tenang dan ikuti arahan serta informasi dari pemerintah daerah dan BPBD setempat. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami. Gempa bumi susulan diharapkan lebih kecil dari gempa bumi utama, namun masyarakat diharapkan tetap waspada. " ujarnya.

Sehatkan Korporasi, PT Jasa Sarana Segera Tambah Saham Kepemilikan Tol Soroja

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved