Lombok Diguncang Gempa
Korban Gempa Lombok Tertimpa Bangunan Masjid Mulai Dievakuasi Gunakan Alat Berat, Lihat Videonya
Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho kembali menginformasikan bahwa alat berat akan mengevakuasi korban tertimpa reruntuhan masjid sudah tiba
Penulis: Dedy Herdiana | Editor: Dedy Herdiana
TRIBUNJABAR.ID - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho kembali menginformasikan bahwa alat berat akan mengevakuasi korban tertimpa reruntuhan masjid di Desa Lading-lading, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, sudah ada.
Hal itu dituliskan Suopo melalui akun Twitternya, beberapa menit lalu, Senin (6/8/2018).

Selain itu, Sutopo juga menyebut bahwa atap masjid roboh ketika jemaah sedang melaksanakan salat Isya.
"Alat berat sudah datang untuk melakukan evakuasi korban jamaah sholat Isya yang tertimpa masjid roboh di desa Lading-lading, Kec Tanjung Kab Lombok Utara.
Korban sedang sholat tiba-tiba atap masjid roboh diguncang gempa 7 sr di Lombok Utara," tulisnya.
Sebelumnya Sutopo Purwo Nugroho menginformasikan lewat akun twitternya, bahwa masih ada korban yang belum dievakuasi dari lokasi rerentuhan bangunan pasca gempa di Lombok, Minggu (5/8/2018) malam.
Para korban itu, kata Sutopo Purwo Nugroho, belum dievakuasi karena tidak adanya alat berat yang bisa digunakan untuk evakuasi.
• Ratusan Wisatawan Asing dan Lokal Menunggu Evakuasi di 3 Lokasi Wisata Lombok Utara, Ini Videonya
• Dampak Gempa 7 SR, Wisatawan Banyak Batalkan Kunjungan ke Lombok
Beberapa korban yang belum dievakuasi itu, kata dia, di antaranya karena tertimpa lantai masjid yang roboh akibat gempa di Lombok tersebut.
Masjid itu, tulisnya, berada di Desa Landing-landing, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara.
Di postingannya di Twitter, Senin (6/8/2018), tampak sebuah bangunan masjid sudah rusak parah dan rata dengan tanah.
Tampak di bawah reruntuhan ada beberapa sepeda motor yang ikut hancur tetimpa reruntuhan masjid tersebut.
Di dalam situlah, diduga para korban yang masih belum bisa dievakuasi tersebut terjebak.
Proses evakuasi tampaknya memang perlu menggunakan alat berat, sebab reruntuhan lantai dua dari masjid itu tampak kokoh saat jatuh dan rata dengan tanah.
Sehingga, korban dan sepeda motor yang terjebak tidak bisa dievakuasi tanpa alat berat.
"Masih terdapat korban yang tertimpa lantai masjid roboh belum dievakuasi di Desa Lading-Lading Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara.
Tidak ada alat berat menyebabkan evakuasi terkendala.
Evakuasi dilakukan manual," tulisnya.
Soal Ancaman Mario Gomez, Manajemen Persib Bandung dan Bobotoh Merespons Begini https://t.co/vW7elhWZGJ via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) August 6, 2018
Selain itu Sutopo mengatakan, hingga Senin (6/8/2018) siang, sebanyak 91 orang meninggal dunia dan 209 korban luka-luka akibat bencana gempa bumi yang mengguncang wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (5/8/2018) malam.
“Sampai dengan siang ini, korban meninggal 91 orang, 209 orang luka-luka, ribuan rumah rusak dan ribuan warga mengungsi,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugrohodi Kantor BNPB, Jakarta, Senin (6/8/2018).
Sutopo mengatakan, daerah Lombok Utara paling parah terkena dampak gempa bumi.
Di wilayah tersebut, sebanyak 72 orang meninggal dan 64 orang luka-luka.
Sutopo juga mengatakan, semua korban meninggal dunia adalah warga negara Indonesia karena tertimpa bangunan roboh.
BNPB memperkirakan korban akibat gemba di Lombok akan terus bertambah.
“Ini data sementara yang kami perkirakan jumlah ini masih akan terus bertambah karena pendataan masih dilakukan. Belum semua daerah di Lombok terjangkau oleh tim SAR gabungan,” kata dia.
Itu artinya, jumlah 91 korban meninggal dunia dan 209 masih bertambah jika proses evakuasi di masjid di Lombok Utara tersebut sudah selesai dilakukan. (*)