Sebelum Operasi Pembebasan Pesawat Woyla, Pasukan Kopassus Rupanya Sempat Dibohongi Komandan Sendiri
Sang komandan Kopassus rupanya sempat membohongi pasukannya sebelum menumpas pembajak pesawat DC-9 Woyla.
Penulis: Indan Kurnia Efendi | Editor: Ravianto
Semua senjata pun tampak disembunyikan ketika para pasukan antiteror yang sedang membawa tangga untuk memasuki pintu pesawat malah berjalan lebih santai lagi.
Televisi nasional Thailand yang terus-menerus memantau perkembangan di seputar pesawat yang dibajak malah berkomentar bahwa pergerakan semua pasukan antiteror seperti orang piknik (Sunday picnic).
Beda di luar, beda lagi di dalam pesawat. Pasukan Kopassus langsung berubah jadi pasukan ganas.
Dalam sekejap, para pasukan komando itu bergerak masuk ke dalam pesawat.
Ada yang masuk dari pintu belakang di bawah pantat pesawat. Ada juga yang masuk dari pintu darurat dekat sayap.
Hanya dalam hitungan menit para teroris dilumpuhkan dan sandera dibebaskan.
Berkat keberhasilan itu, semua pasukan mendapat penghargaan tertinggi dari negara, yakni medali Bintang Sakti.
Berdasarkan laporan Harian Kompas yang terbit 1 April 1981, keterangan resmi pemerintah menyebut pilot dan seorang pasukan komando luka-luka dalam operasi itu.
Beberapa hari setelah keterangan pemerintah itu diumumkan, pilot Kapten Herman Rante dan anggota Koppasandha bernama Achmad Kirang menjadi korban tewas dalam operasi pembebasan.