Dosen ITB Teliti Obat HIV, Sudah Berjalan Setahun, Saat Ini Masuk Tahap Pengembangan
Diharapkan, salah satu jalan keluar dalam masalah ini adalah dengan diagnosis secara dini dan terapi yang tepat.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Ichsan
Apabila pasien HIV mengalami kegagalan dalam pengobatan lini pertama, maka kepada pasien tersebut harus diberikan pengobatan lini kedua.
"Sayangnya kelompok pengobatan kedua ini tidak disubsidi oleh WHO," katanya.
Azzania mengatakan, penelitian tentang sistem seleksi obat ini sudah dimulai sejak tahun 2017, di mana, dia dan tim sedang merancang suatu sistem untuk menyeleksi obat-obatan biodiversitas asli dari Indonesia sendiri.
Penelitian tersebut saat ini masih dalam tahap pengembangan dan validasi.
Sistem seleksi yang dikembangkan memiliki keunggulan, selain dapat menyeleksi berbagai senyawa dalam waktu yang singkat dan bersamaan,sistem ini juga tidak perlu dilakukan di laboratorium dengan tingkat keamanan yang tingg (Biosafety level 3).
Sehingga sistem penapisan ini dapat dilakukan di hampir semua laboratorium molekuler di Indonesia.
Hal ini tentu saja akan sangat menguntungkan untuk menyeleksi obat anti HIV yang baru.
"Dengan sistem ini orang tidak perlu mengembangbiakan virusnya, melalui sistem ini bisa menyeleksi obatan-obatan senyawa yang bisa menjadi kandidat untuk obat HIV. Sampai sekarang, sistem ini sedang dirancang dan sudah dalam tahap validasi. Dalam 1-2 tahun ke depan sistem ini bisa dikembangkan ke tingkat lebih lanjut lagi. Sistem ini dapat digunakan untuk mencari alternatif pengobatan untuk infeksi HIV,” ujarnya.
Inilah 4 Artis yang Kena Blokir Syahrini di Instagram, Nikita Mirzani Termasuk https://t.co/hnZVEe07Ae via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 29, 2018
Hebatnya, melalui penelitian ini, Azzania mendapat penghargaan L’Oreal Fellowship For Women in Science tahun 2016 dalam bidang inovasi obat HIV.
Dia berharap, setelah validasi selesai akhir tahun 2018 bisa segera melakukan seleksi kandidat senyawa untuk diuji pakai sistem tersebut.
“Validasi sudah, sampai Oktober ini sudah siap mencoba senyawa dari bahan indonesia semua, senyawa kita dapat dari bahan alami,” katanya.