Situs Watu Celek Cirebon Sempat Diusulkan Dipindahkan ke Keraton Kasepuhan, Tapi Ditolak
Dalam kesempatan itu, kata Nurdin, disarankan agar Watu Celek tetap dibiarkan di tempatnya sebagai cagar budaya yang memiliki nilai sejarah.
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Budayawan Cirebon, Nurdin M Noor, mengaku sempat mengusulkan agar situs Watu Celek dipindahkan ke Keraton Kasepuhan Cirebon.
Kala itu, usulannya pun mendapat respon positif dari Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat.
"Saya usul agar dipindahkan ke lingkungan Sitiinggil Keraton Kasepuhan dan dipancang berderetan dengan patung lingga dan yoni," kata Nurdin M Noor saat dihubungi melalui sambungan teleponnya, Kamis (19/7/2018).
Kesaksian Para Bocah Thailand Bagaimana Selamat dari Gua yang 'Menelan' Mereka https://t.co/uRiqJo7xWJ
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 19, 2018
Ia mengatakan, PRA Arief Natadiningrat tidak keberatan akan hal itu.
Pasalnya, antara Watu Celek sebagai lingga dan yoni akan terasa pas.
Keduanya merupakan simbol kesuburan antara lelaki dan perempuan.
Dalam bahasa Sansekerta, menurut Nurdin, simbol ereksi lelaki seringkali disebut lingga binangkit.
"Gambaran tersebut sebenarnya merupakan simbol umum pada artefak-artefak kuno, seperti candi dan sitiinggil Keraton Kasepuhan," ujar Nurdin M Noor.
• 3 Perahu Terbakar di Waduk Cirata, Petani Jaring Masih Kepung Kantor UPTD Kelautan dan Perikanan
Namun, usulan tersebut ditolak Pemrakarsa Sejarah dan Budaya asal ITB Bandung pada sebuah forum diskusi.
Dalam kesempatan itu, kata Nurdin, disarankan agar Watu Celek tetap dibiarkan di tempatnya sebagai cagar budaya yang memiliki nilai sejarah.
Situs Watu Celek sendiri berlokasi di Jalan Siliwangi, Kota Cirebon.
Persis di depan barisan shelter pedagang kaki lima (PKL) di samping bank bjb.
Situs itu tampak dikelilingi tembok persegi berwarna oranye yang tingginya kira-kira 2 meter.
Di dalamnya terdapat kuburan Ki Datuk Pardun, cucu sekaligus murid Syekh Siti Jenar.
Persis di sisi kirinya terdapat Batu Lingga atau Watu Celek itu sendiri.
Batu hitam tersebut tingginya kira-kira mencapai 50 cm.
• Cerita Tim Muhibah Angklung Paguyuban Pasundan, Terpaksa Ngamen di Eropa karena Kurang Biaya
Bagian atas batu itu tampak lebih besar dibanding bagian bawahnya.
Selain itu, bagian atasnya juga terlihat sedikit membulat.
Diketahui, Situs Watu Celek itu merupakan sindiran terhadap Ki Datuk Pardun.
Pasalnya, Ki Datuk Pardun yang berhawa nafsu besar untuk berkuasa, seperti kakeknya.
Karenanya, hal itu digambarkan melalui "celek", alat kelamin pria.
• Situs Bersejarah Cirebon Ini Bentuknya Unik, Merupakan Bentuk Sindiran