Berawal dari PKM, Lima Mahasiswa UPI Tengah Kembangkan Potensi Rumah Pintar Al-Barokah di Sumedang
Lima mahasiswa UPI tengah mengembangkan potensi Rumah Pintar (Rumpin) Al-Barokah sebagai pusat berbagai kegiatan sentra di Kabupaten Sumedang.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Patut diapresiasi, lima mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tengah mengembangkan potensi Rumah Pintar (Rumpin) Al-Barokah sebagai pusat berbagai kegiatan sentra di Kampung Sumur, Dusun Batu Karut, Desa Cibeureum Wetan, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang.
Lima mahasiswa yang tengah mengembangkan Rumpin itu adalah Kultum Afifah, mahasiswa Pendidikan Biologi UPI 2014, Imron Faturohman, Pendidikan Khusus UPI 2014, Fandi Ahmad Mustopa, Ilmu Keolahragaan UPI 2014, Liella Kartika Pendidikan Biologi UPI 2015, dan Nidha Anisatulhuda, Pendidikan Luar Sekolah UPI 2015.
Nidha mengatakan, mereka mengembangkan potensi Rumpin Al-Barokah melalui kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).
Agus Hernoto, Anggota Pasukan Komando Berkaki Satu yang Tetap Bersemangat Tinggi https://t.co/D4fGZboYqH via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 17, 2018
Menurutnya, PKM tersebut berjalan pada 21 April-8 Juni 2018 dan sekarang sudah di tahap keberlanjutan program.
Untuk diketahui, Program Rumpin Al-Barokah sebelumnya sudah ada berkat program kerja kuliah nyata (KKN) UPI 2017.
"PKM yang diusung oleh kami bernama Tutor Sebaya dengan melibatkan Relawan Siap Guna (RSG) yang sebelumnya telah dibentuk pada pertengahan tahun 2017. Kegiatan yang dilakukan selama Tutor Sebaya memfokuskan pada kegiatan bimbingan belajar di bawah naungan sentra belajar," kata Nidha saat bercerita melalui sambungan telepon kepada Tribun Jabar, Senin (17/7/2018).
"Sentra belajar adalah kegiatan yang salah satunya memiliki fokus memperdayakan masyarakat untuk peningkatan taraf hidup masyarakat sejahtera. Di dalam Sentra belajar sendiri anak-anak mendapatkan pendampingan untuk belajar, salah satu pedalaman materi sekolah," sambungnya.
Kegiatan Tutor Sebaya, lanjutnya, bermula pada tanggal 21 April 2018 dengan melakukan sosialisasi baik kepada siswa-siswi dari berbagai tingkatan hingga kepada masyarakat sekitar.
• Juara Dunia Karate asal Banjarmasin Gagal Jadi Polisi, Kini Dia Melamar Jadi Satpol PP
Kemudian, dilanjutkan dengan perekrutan anggota RSG yang nantinya terlibat sebagai tutor.
"Anggota RSG diberikan pelatihan terlebih dahulu hingga mereka siap berperan aktif dalam pelaksanaan program Tutor Sebaya," kata Nidha.
Pelaksanaan Tutor Sebaya, sambungnya, dilakukan dengan bimbingan belajar setiap dua kali dalam satu pekan.
Pada tiga pertemuan pertama, tutor sebaya hanya dilakukan oleh mahasiswa PKM UPI tanpa adanya peran aktif dari anggota RSG.
Hal tersebut, ujarnya, karena anggota RSG belum sadar pentingnya pelaksanaan program ini dan belum ditetapkan secara resmi sebagai fasilitator program Tutor Sebaya.
"Akhirnya, mahasiswa PKM UPI melaksanakan kegiatan pelatihan yang kedua untuk anggota RSG. Pada pelatihan yang kedua anggota RSG ditetapkan secara resmi untuk terlibat dalam pelaksanaan Tutor Sebaya oleh pengelola Rumpin," kata Nidha.
Setelah ditetapkan sebagai fasilitator dalam kegiatan Tutor Sebaya, lanjutnya, anggota RSG tidak hanya memberikan bimbingan belajar kepada anak-anak di sekitar Rumpin Al-Barokah.
• Pendaftaran Bacaleg di KPU Jabar Resmi Ditutup Pukul 00.00 WIB Malam Tadi, Verifikasi Berkas Dikebut
Melalui inisiatif bersama, anggota RSG membuat suatu program yang dinamakan Kemilau Ramadhan bersama KURMA.
"Selepas melangsungkan kegiatan Kemilau Ramadhan bersama KURMA, anggota RSG dan mahasiswa PKM UPI kembali pada rutinitas bimbel sebagai kegiatan dari program Tutor Sebaya," ujar Nidha.
Lebih lanjut dia menjelaskan, kegiatan Ini tergolong tidak mudah dalam perjalanannya.
Ada saja permasalahan yang terus membuntuti, seperti belum meningkatnya kapasitas tutor rumah pintar khususnya dalam melakukan penyusunan rencana kegiatan dan bahan ajar.
Jumlah tutor yang tersedia pun, ujarnya, hanya satu orang sehingga jumlah ini kurang proporsional dengan jumlah peserta bimbel.
"Selain itu, akses menuju rumah pintar dianggap sulit karena jarak yang jauh dan keterbatasan sarana transportasi. Dari permasalahan inilah muncul ide untuk memberdayakan anggota relawan siap guna di rumah pintar," kata Nidha.
Melalui PKM in, Nidha bersama rekan-rekannya, berharap, bisa terbentuk komitmen tutor sebaya, yang berasal dr remaja setempat untuk bisamembangun masyarakat.
"Juga, kegiatan PKM UPI ini bisa memberi manfaat dalam kemajuan pendidikan masyarakat," katanya.
• Tak Perlu Rajin Facial, Lakukan Hal Ini Saja Dirumah Supaya Kulit Tetap Sehat dan Cantik