PPDB SMP
PPDB SMP yang Full Online di Kota Tasik, Ternyata Dikeluhkan Sejumlah Orang Tua Siswa
PPDB SMP yang full online di Kota Tasikmalaya, ternyata dikeluhkan sejumlah orang tua siswa . . .
Penulis: Isep Heri Herdiansah | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Isep Heri
TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Tasikmalaya menggunakan mekanisme daring, full online baik untuk jalur akademik maupun nonakademik, ternyata dikeluhkan sejumlah orang tua siswa
Seperti diketahui, sistem PPDB tersebut digunakan di 21 SMP Negeri yang ada di Kota Tasikmalaya berbarengan dengan diterapkannya sistem zonasi pada PPDB tingkat SMP tahun ini di Kota Santri.
Sistem PPDB SMP secara online di Kota Tasikmalaya itu digunakan oleh semua pendaftar mulai dari pendaftaran hingga untuk melihat hasil akhir siswa yang diterimannya.
• BREAKING NEWS: Kabar Duka Jelang Kontra PSIS, Eks Bintang dan Pelatih Persib Bandung Meninggal Dunia
• Oh In Kyun Punya Strategi Ini Hadapi Jadwal Persib yang Padat di Bulan Juli
Sementara di beberapa daerah lain, termasuk di Kota Bandung, para orang tua dan siswanya masih datang sekolah untuk mendaftar di sekolah yang dituju untuk kemudian proses diterima atau tidaknya bisa dipantau secara online.
Berdasarkan pantauan Tribun Jabar di sejumlah SMP Negeri di Kota Tasik tidak terlihat antrean orang tua calon peserta didik seperti biasanya, bahkan suasana sejumlah sekolah terlihat sepi.
Kendati tak perlu antre dan datang langsung ke sekolah tujuan, sejumlah orang tua calon peserta didik yang hendak mendaftarkan anaknya ke SMP yang diharapkan mengaku kebingungan terhadap sistem PPDB yang diberlakukan.
Pengasuh Panti Blak-blakan Mengenai Nining Sunarsih, yang Dikabarkan Tewas Tenggelam tapi Hidup Lagi https://t.co/qindxi49C3 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 6, 2018
Yaneu (40), di antaranya orang tua calon peserta didik yang hendak mendaftarkan anaknya ke SMPN 5 Tasikmalaya mengaanggap PPDB tahun ini membingungkan.
"Sekarang ribet harus unlan onlen, terus belum jelas keterima atau belumnya karena kan bisa aja walaupun nilai anak saya pas ujian kemarin mencukupi bisa tergeser sama yang lainnya yg lebih tinggi dan berada di zonasi," keluh Yaneu yang terlihat raut kesal diwajahnya saat bertemu di halaman SMPN 5 Tasikmalaya, Jumat (6/7/2018) pagi.
Menurutnya, penerapan sistem pendaftaran melalui daring tidak menyentuh semua kalangan karena belum semua masyarakat melek terhadap teknologi informasi.
"Kasian juga bagi mereka yang gaptek, kan tidak semua orang tua calon peserta didik bisa menggunakan internet," ujarnya.
Yaneu mengaku bahkan rela antre seperti sebelum ada mekanisme yang baru seperti sekarang ini.
Tanpa Pamit, Satu Pemain Seleksi Pergi dari Persib Bandung, Agen: Saya Mohon Maaf https://t.co/LieCuaMDn8 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 6, 2018
"Enggak apa-apa antre kaya dulu, tapi lebih pasti dulu yang penting passing grade sesuai kemungkinan anak keterima di sekolah yang diinginkan, beda sama sekarang," kata dia.