Pilgub Jabar

Jejak Ridwan Kamil Menuju Kursi Gubernur Jabar, Ditinggal Golkar hingga jadi Korban Kampanye Hitam

Pria yang berpasangan dengan Uu Ruzhanul Ulum itu unggul dalam berbagai survei hitung cepat atau quick count.

Penulis: Yudha Maulana | Editor: Yudha Maulana
Kolase Tribun Jabar
Ilustrasi Ridwan Kamil 

Emil dianggap tidak menindaklanjuti rekomendasi Partai Golkar untuk menggandeng Daniel sebagai bakal calon wakil gubernur sampai batas waktu yang ditentukan, yakni 25 November 2017 lalu.

Surat keputusan itu ditandatangani Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartanto dan Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham.

Di dalamnya tertulis bahwa DPP ingin menjaga kehormatan dan marwah serta kepentingan Partai Golkar di Jawa Barat.

Baca: Beredar Tagar dan Kaos #GantiPresiden2019, Bos Partai Golkar Akui Hal Ini

Golkar pun kembali memberikan dukungannya kepada Dedi Mulyadi.

Calon alternatif disodorkan oleh partai pengusung, PKB menyodorkan Syaiful Huda, sementara PPP menyodorkan Uu sebagai pendamping Emil.

Emil pun masih ogah memberikan jawabannya, lulusan ITB itu pun bermanuver ke DPP PDIP untuk menjaring koalisi.

Namun pada akhirnya, Pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum akhirnya sepakat diusung oleh empat partai koalisi, yakni Partai Nasdem, PKB, PPP, dan Partai Hanura, Sabtu (6/1/2018) jelang tengah malam.

"Alhamdulillah keempat partai politik ini resmi mengusung Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum sebagai calon gubernur dan wakil gubernur di Pilgub Jabar 2018. Mereka tidak ada di ruang pertemuan, tapi hanya terpisah satu dinding saja," kata Dayat Hidayat, Ketua Departemen Pemenangan Jawa Barat DPP PPP, Dayat Hidayat saat dihubungi, Sabtu (6/1/2018).

Korban Kampanye Hitam

Berada di area politik, Ridwan Kamil tak lepas dari berbagai kampanye hitam.

Lulusan ITB itu dituding mendukung gerakan LGBT hingga antipati terhadap penderitaan warga muslim di Palestina dan Rohingnya.

Sehari sebelum pencoblosan, ia pun membuat klarifikasi terhadap tudingan yang diarahkan kepadanya.

Sementara soal kabar bahwa Kang Emil suka berkata kasar kepada FPI, ia mengaku pernah mencuitkan amarahnya pada 2010.

Baca: Panwaslu Terima Laporan Dugaan Kampanye dan Bagi-bagi Kaus di Masa Tenang

"Itu adalah tulisan/twit sebelum 2010 saat RK masih jadi warga biasa yang suka marah dan nyinyir. RK sudah meminta maaf terbuka," bunyi klarifikasi tersebut.

Kemudian Kang Emil mengaku peduli Islam dan membuktikannya dengan berbagai kegiatan ibadah yang diadakannya saat menjabat sebagai Wali Kota Bandung.

Tak hanya itu, tertulis juga bahwa politisi sekaligus arsitek asal Bandung itu juga telah mempermudah zakat dan mendirikan serta merancang lebih dari 20 masjid.

(TRIBUNJABAR/YUDHA MAULANA)

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved