Uniknya Alluciera, Produk Ornamen dari Bahan Baku Limbah Eceng Gondok, Motifnya Memukau!
Alluciera adalah produk berupa ornamen dinding, ornamen seperti alas meja, dan ornamen yang ditambahkan pada tas.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Manfaatkan limbah eceng gondok, Renita, mahasiswa Program Studi Kriya Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Teknologi Bandung (ITB) ciptakan produk bernama Alluciera.
Alluciera adalah produk berupa ornamen dinding, ornamen seperti alas meja, dan ornamen yang ditambahkan pada tas.
Produk itu dipamerkan di Pameran Karya Tugas Akhir Mahasiswa Program Studi Kriya ITB di Aula Timur ITB, Jalan Ganeca, Kota Bandung, Rabu (6/6/2018).
Manajer Persib Umuh Muchtar Yakin Persib Bisa Juara, Asal Wasit. . . https://t.co/ikz3SqVOWZ via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) June 7, 2018
Karena tampilannya yang indah, Alluciera berhasil menarik perhatian pengunjung yang datang.
Beberapa ornamen tampak digantungkan di bagian belakang stan, disorot menggunakan lampu, sehingga motifnya semakin mencolok.

Di depannya, beberapa tas yang dilengkapi ornamen Alluciera terlihat disimpan di dudukan berwarna putih.
Warna krem tas-tas itu berpadu dengan cahaya lampu berwarna kuning.
Bukan tanpa alasan Renita memilih eceng gondok.
Baca: Bus Jurusan Tasik-Cimahi Tak Laik Jalan, Penumpang Terpaksa Diturunkan
Dia ingin mengubah citra eceng gondok, yang awalnya dikenal sebagai limbah, menjadi bahan baku yang bernilai tinggi.
“Saya ingin menunjukkan bahwa eceng gondok bisa sangat berharga kalau pengolahannya tepat,” katanya.
Bahan baku yang digunakan, ujar Renita, adalah batang eceng gondok yang sudah tua.
Bila batang tersebut sudah mencapai panjang sekitar 50 sentimeter, tandanya sudah tua.
"Batang tersebut kemudian dibelah memanjang sedikit demi sedikit, seperti dirobek, hingga menyerupai serat-serat tali. Ada dua teknik pengolahan batang eceng gondok, yaitu menggunakan metode tapestry, dan satu lagi metode tenun," kata Renita.
Renita bercerita, diperlukan waktu sekitar dua pekan untuk membuat satu karya dengan teknik tapestry.
Sementara, jika menggunakan teknik tenun, akan butuh waktu lebih lama lagi.
"Teknik tenun dipakai untuk mendapatkan karya yang terlihat lebih rapi dan lembut," ujar Renita.
Baca: Kerennya Desain Pakaian Model Modern Asimetris Ala Novee Al, Cocok untuk Hijabers Nih!
Sebagai pewarna, dia menambahkan bahan-bahan pewarna alami seperti secang, kulit alpukat, ketapang, dan daun mangga.
Renita telah menyiapkan beberapa rencana untuk mengembangkan Alluciera.
"Setelah pameran ini, tahap berikutnya yang ingin dilakukan adalah mengembangkan teknik pengolahan eceng gondok. Saya berharap dapat menemukan cara baru agar serat eceng gondok tidak patah-patah saat diolah dan mendapatkan cara menjemur yang sesuai," ujar Renita.
Kendala yang dihadapi untuk membuat produk Alluciera ini terletak pada proses penyimpanan.
Saat serat disimpan dalam kondisi masih lembab, ujarnya, warnanya bisa berubah.
"Untuk itu, serat harus dipastikan benar-benar kering sebelum disimpan,” kata Renita.
Baca: Video Tutorial Tulis Chat WhatsApp Tanpa Cape Ngetik, Tinggal Pakai Suara Saja, Yuk Dicoba!