Sebelum Meninggal, Soeharto Punya 2000 Pusaka dan 200 Paranormal
"Kalau orang enggak suka Pak Soeharto begitu dapat, ah delete aja, tapi ini kan diforward ke seluruh tanah air."
TRIBUNJABAR.ID - Masyarakat Indonesia kini banyak yang membicarakan sosok Soeharto.
Ya, Soeharto, Presiden kedua Republik Indonesia yang berkuasa hampir 30 tahun setelah kekuasaan orde lama tumbang.
Soeharto kini menjadi perbincangan, baik di dunia nyata maupun di dunia maya atau media sosial, setelah ada unggahan sosok yang wajahnya menyerupai Soeharto.
Sosok itu ditangkap melalui sebuah kamera yang kemudian menjadi viral di media sosial.
Hanya dalam beberapa jam saja foto tersebut sudah beredar dan ditonton oleh banyak orang.
Sosok pria tua berambut putih mengenakan topi itu terekam kamera sedang duduk di kursi Kereta Api Listrik (KRL) di Jakarta.
Kasus Mobil Alphard Tabrak Lari, Pengemudinya Kakek 61 Tahun, Warga: Gilanya Dia Lawan Arah https://t.co/UgfR3godky via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) June 2, 2018
Belakangan sosok ini diketahui bernama Koeswali.
Terbongkarnya foto kakek mirip Soeharto itu juga dari unggahan media sosial.
Berdasarkan unggahan akun Instagram @redaksiana, Kakek Koeswali dikabarkan tinggal di daerah Pamulang.
Pada unggahan ini, tampak foto sang kakek close up dari depan.
Rambut sang kakek tampak seleuruhnya sudah putih.
Baca: Kebakaran Rumah Kos Tewasan 8 Orang, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Langsung Dimutasi
Ia berpose menghadap kamera sambil menebar senyumnya.
Unggahan akun ini pun mendapatkan komentar bergam dari netizen.
Selain berkomentar soal Kakek Koeswali, banyak netizen yang justru mengenang sosok mendiang Soeharto.
Berita viralnya kakek Koeswali yang mirip Soeharto akhirnya sampai ke telinga keluarga Cendana.
Putri Soeharto, Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto, meyakini bahwa rakyat Indonesia kini sedang merindukan sosok Soeharto, setelah 10 tahun meninggal dunia.
Alasannya cukup logis, foto seorang kakek yang wajahnya menyerupai Soeharto mendadak viral.
"Kalau orang enggak suka Pak Soeharto begitu dapat, ah delete aja, tapi ini kan diforward ke seluruh tanah air."
"Jadi ini buat kami lihatnya wah banyak yang rindu Pak Harto sampe foto orang yang mirip beliau diviralkan," katanya, dikutip dari Tribunnews.com.
Terkait itu, pasca viralnya orang mirip Soeharto, hal-hal terkait Soeharto kembali menjadi perhatian.
Termasuk momen-momen saat pemakaman Presiden Soeharto di Astana Giri Bangun, Dengkeng, Girilayu, Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Baca: Ponsel Jatuh ke Gorong-gorong di Bandung, Satu Unit Tim Damkar Dikerahkan untuk Mengambilnya
Sebagai informasi, Presiden ke-2 Republik Indonesia Soeharto meninggal dunia pada 27 Januari 2008.
Almarhum Soeharto kemudian dimakamkan di Astana Giri Bangun.
Meskipun Soeharto berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, namun sebelum meninggal ia sudah berpesan dimakamkan di Astana Giri Bangun.
Dalam proses pemakamannya, ada sepenggal cerita menarik yang datang dari penjaga makam keluarga Soeharto, Sukirno.
Sukirno menceritakan sebuah peristiwa aneh yang terjadi kala liang lahat untuk Soeharto pertama kali digali.
"Hantaman linggis yang pertama menghujam, disusul hantaman yang kedua. Tepat pada hantaman linggis yang ketiga tiba-tiba duarrrrrr. Terdengar suara ledakan yang sangat keras bergema di atas kepala kami," tutur Sukirno dalam buku 'Pak Harto Untold Stories' halaman 344, seperti dilansir Tribun Timur.
Menurutnya ledakan itu mirip suara bom. Semua orang yang berada di Astana langsung menengadah ke atas mencari sumber dentuman itu.
Anehnya di sekeliling Astana tidak ada yang porak poranda akibat ledakan keras tersebut.
Ledakan tersebut hanya seolah bunyi keras yang tidak meninggalkan bekas.
Sukirno pun memaknai ledakan itu pertanda semesta alam menerima jenazah Presiden Soeharto.
"Alhamdulillah, ini mengisyaratkan bahwa Pak Harto benar-benar orang besar. Bumi mengisyaratkan penerimaannya terhadap jenazah beliau," ujarnya kala itu.
Selama Berkuasa, Pak Harto Punya 2.000 Pusaka dan 200 Paranormal untuk Membentengi Kekuasaannya
Meninggalnya Ibu Tien pada 28 April 1996, konon, meredupkan aura kekuasaan Pak Harto alias Soeharto.
Bahkan, saat tampil di muka umum, ia tampak renta, tanpa cahaya.
Sesekali, matanya terkadang menerawang.
Ketiadaan pendamping, tempatnya berbagi, meronggakan kekosongan dalam hidupnya.
Kalangan spiritualis memprediksi, wahyu keprabon telah pergi darinya.
Sebab, sehari sebelum Ibu Tien wafat, konon, masyarakat Surakarta melihat seberkas cahaya hijau berbentuk ular naga melesat terbang dari Keraton Mangkunegaran.
Tak masuk akal memang, menghubungkan hal itu dengan karier seorang presiden.
Namun, langkah politik Soeharto, setelah kepergian istrinya, sungguh di luar kendali.
Cara melibas lawan politiknya terkesan vulgar dan transparan.
Padahal, sebelumnya, Soeharto dikenal pandai mengendalikan diri. Senyumnya menyembunyikan isi hatinya.
Sebagai lelaki Jawa kebanyakan, ia berusaha menyerap budaya leluhurnya, menjadikannya pegangan dan pedoman hidup.
Puasa Senin-Kamis, ia lakoni sedari muda. Kaweruh jiwo dari Ki Ageng Suryomentaram acap ia jadikan jargon, bahkan ia mengidolakan tokoh wayang yang mewakili rakyat jelata namun disegani para ksatria dan dewa, yakni Semar.
Lihat caranya menamakan surat sakti Supersemar.
Begitu pun senyum mesemnya, yang mengingatkan pada pusaka Semar Mesem.
Bicara soal pusaka, seperti juga seluruh raja Jawa, yang memanfaatkan aura pusaka untuk melindungi kekuasaannya secara gaib,
Soeharto pun begitu. Adolf Hitlersekalipun, juga menyimpan Tombak Suci milik prajurit Romawi yang ditusukkan ke tubuh Yesus dan Mangkuk Suci yang digunakan Yesus meminum anggur pada Perjamuan Terakhir, keduanya diyakini memiliki kekuatan gaib untuk mengawal ambisinya menguasai dunia.
Konon sekitar 2.000 pusaka dimiliki Soeharto, di antaranya keris Keluk Kemukus yang membuat pemiliknya bisa menghilang (Majalah Misteri, 1998).
Baca: Ini Kata Gian Zola tentang Debutnya Bersama Persib Bandung di Liga 1 Musim 2018
Malah, ia memboyong pula topeng Gajah Mada dari Bali, gong keramat dan sejumlah keris pusaka Keraton Surakarta yang terpaksa dikembalikan karena Surakarta dilanda banjir bandang. (Arwan Tuti Artha, Dunia Spiritual Soeharto).
Seolah tak mau kalah dari Ronald Reagan, yang didampingi para dukun, Soeharto pun menghimpun sekitar 200 paranormal untuk membentengi kekuasaannya. Kesemuanya memberi nasihat spiritual dan peneropongan gaib.
Baca: Sore Nanti Ada Bubos di Kota Bandung, Jalan-jalan Ini Akan Ditutup Sementara, Yuk Hindari
Yakin dirinya dilingkari kekuatan gaib, pada Maret 1995 selaku Ketua Gerakan Non-Blok Soeharto berani datang ke Bosnia Herzegovina, yang waktu itu dilanda perang saudara.
Tak urung, setelah dua jam berada di Sarajevo, saat mau pulang, sebuah rudal meledak di luar landas pacu bandara.
Apakah itu ditujukan untuknya, lalu ditangkis secara gaib, wallahu a’lam.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sepenggal Kisah dari Penjaga Makam yang Dengar Ledakan Keras saat Pemakaman Soeharto