Jejak Soekarno

Sebelum Bacakan Pancasila untuk Pertama Kali, Soekarno Menangis Hebat dan Meratap

Namun, ia masih merasa tak yakin, sampai pada titik Soekarno menangis.

Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
Kolase Tribun Jabar

TRIBUNJABAR.ID - Di balik peristiwa bersejarah lahirnya Pancasila, ternyata ada kejadian yang jarang diketahui oleh rakyat Indonesia.

Kejatuhan Jepang atas bom Hiroshima dan Nagasaki membuat adanya peluang untuk kemerdekaan Indonesia.

Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh rakyat Indonesia.

Mimpi menjadi negara yang merdeka akhirnya di depan mata setelah berjuang selama 385 tahun, 350 tahun dijajah oleh Belanda dan 3,5 tahun oleh Jepang.

Persiapan untuk mengumumkan kebebasan Indonesia tak mudah.

Ideologi dan sistem negara menjadi kebutuhan penting bagi Indonesia.

Soekarno yang tergabung dalam Donkuritsu Junbi Cosakai atau Badan Penyelidikan Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) merasa tak tenang.

Sejumlah tokoh berusaha mempengaruhinya selama memikirkan ideologi bangsa.

Presiden Pertama Indonesia itu terus menerus menerima tamu dalam jumlah yang tak sedikit.

Ada yang berasal dari kelompok islam, nasionalis, pendukung negara federal, dan tamu lainnya.

Masing-masing memiliki kepentingan untuk menyampaikan gagasannya terhadap ideologi bangsa.

Baca: Pasangan Lansia Ditemukan Tewas di Kamar, Kata Tetangga Tak Ada Barang yang Hilang

Baca: Bung Hatta Sempat Tulis Wasiat pada Putra Soekarno, Isinya Ungkap Otak Pertama Lahirnya Pancasila

Baca: Penetapan Hari Pancasila Sempat Diperdebatkan, Mengapa Akhirnya Jatuh Pada 1 Juni ?

Mereka ingin kepentingannya tertuang pada dasar negera yang akan mengumumkan kemerdekaannya tersebut.

Melansir dari Tribunnews yang mengutip dari buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia karya Cindy Adam, beberapa kelompok bahkan menuntut soal luasan wilayah Indonesia.

Ada yang ingin menyatukan seluruh bekas jajahan Hindia Belanda.

Namun, ada juga yang menginginkan luas wilayah yang lebih sempit dan membentuk kelompok tertentu.

Gagasan dari para tokoh tersebut menghujani Soekarno, membuat ia pusing bukan kepalang.

Merasa membutuhkan waktu berpikir, Soekarno pergi ke Pulau Flores, di mana ia pernah diasingkan.

Memanfaatkan kesendiriannya, Soekarno memikirkan ideologi yang layak menjadi dasar negara Indonesia.

Ia duduk di bawah pohon di depan rumahnya.

Soekarno termenung, kemudian ia menemukan gagasan yang nantinya menjadi Pancasila.

Baginya, Pancasila tak dilahirkan olehnya namun, sudah ada dan melekat di Indonesia.

Butir Pancasila ini disampaikan Soekarno di hadapan peserta sidang.

Baca: Wanita 24 Tahun Klaim Bisa Mencium Aroma Orang yang Akan Segera Meninggal Dunia

Baca: Agar Bugar Selama Puasa dan Siap Mudik Lebaran, Hindari Kopi, Soda, dan Gorengan

Baca: Salah Tuliskan Harlah Pancasila jadi Hari kesaktian Pancasila, Plt Bupati Bandung Barat Minta Maaf

Baca: Soal Meme Rp 100 Juta, Mahfud MD: Selesai dengan PKS, Sisanya Tinggal Masyarakat

Namun, ia masih merasa tak yakin, sampai pada titik Soekarno menangis.

Dalam tangisnya, ia meratap dan berdoa.

"Aku menangis karena besok aku akan menghadapi saat bersejarah dalam hidupku. Dan aku memerlukan bantuanMu."

Keesokan harinya, 1 Juni 1945, tepat pukul 09.00 WIB, Soekarno berpidato memberikan ide soal dasar-dasar bangsa.

Soekarno berdiri di tengah dua pilar dan menuangkan lima gagasannya yang dinamai Pancasila.

Lima nilai itu adalah Kebangsaan, Internasionalisme atau Kemanusiaan, Demokrasi, Keadilan Sosial, dan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Baca: Yayan Ruhian Hari Ini Terbang ke Amerika, Mulai Syuting Film John Wick 3

Baca: Bocah 4 Tahun Pewaris Takhta Kerajaan Inggris Diduga jadi Target Teror ISIS

Baca: Tega! Viral Foto Kakek Asal Lombok Ditinggal Agen Travel di Jeddah Sendirian, Netizen Geram!

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved