5 Fakta Pembunuhan Gadis oleh Pendeta, Diduga Ada Hubungan Asmara Terlarang

Pembunuh sadis Rosalia pun akhirnya ditangkap di kawasan Pancur Batu, Kabupaten Deliserdang.

Editor: Yudha Maulana
indra gunawan/tribun medan
Ibu korban histeris melihat jasad Rosalia dalam ambulans di Depan RS Bhayangkara Medan, Kamis (31/5/2018) sore. 

" Jangankan minum-minuman, merokok saja dia (Henderson) tidak pernah. Boleh tanya sama warga sini bagaimana orangnya. Orangnya baik tidak pernah buat kecewa (buat malu keluarga selama ini),"kata Yesi.

Diketahui, Yesi adalah anak bungsu Henderson dari dua bersaudara.

4. Sehari-hari Henderson merawat ibunya yang berusia 104 tahun

Pihak keluarga hingga kini masih penasaran mengapa Henderson melakukan pembunuhan sadis terhadap anak angkatnya sendiri.

Hal ini diungkapkan oleh kakak ipar pelaku, M Br Ginting.

"Ntah setan apalah yang merasukinya kemarin itu makanya bisa seperti itu dia. Tinggal di sininya perempuan itu lama, ada juga empat tahun kurasa karena dia kerja di pabrik sapu di Tanjung Morawa,"ujar M Br Ginting yang ditemui di rumah Henderson Jumat (1/6/2018).

Pada saat diwawancarai, kakak ipar pelaku itu juga sempat menangis dan menyebutkan bahwa adik iparnya adalah orang yang baik dan penyayang.

"Dia di rumahnya ini tinggal bersama mamakku yang sudah berusia 104 tahun. Kami saja anak-anaknya gak sanggup ngurus mamak kami ini, tapi dia sanggup. Sayang kali dia sama mamak kami ini,"kata M Br Ginting.

Meski sudah lanjut usia, Henderson tetap rajin membawakan ibu mertuanya itu untuk beribadah di gereja yang dia pimpin.

Disebut sebelum kejadian pembunuhan dilakukan Henderson mengaku pamit kepada istrinya untuk pergi ke Kabanjahe.

"Sebenarnya mau pergi ke Kabanjahe samanya mereka ini berdua (Henderson dan korban Rosalia). Tapi gak tau ntah apa yang terjadi sehingga bisa kejadian seperti ini. Kemarin kami terkejut kali dia yang disebut membunuh. Polisi semalam ramai ke rumah ini mencarinya. Rumahnya ini pun digeledahi,"kata M Br Ginting.

5. Kondisi Henderson saat diperiksa polisi

Ruzi Gusman menjelaskan bahwa pelaku merasa ketakutan saat berada di dalam kantor polisi.

"Takut dia. Kalau ditinggal sebentar aja sama penyidik kita langsung dia bilang,'Pak-pak tolong jangan pergi dulu'. 'Sini ajalah, tolonglah saya.' Kita juga gak tau kenapa begitu dia apakah karena trauma atau karena apa,"ujar Ruzi Jumat, (1/6/2018).

Baca: Terkuak Identitas Kakek Mirip Soeharto di KRL, Bukan Orang Pamulang, Ini Nama dan Fotonya

Ruzi juga menjelaskan bahwa pihaknya memperkirakan pemeriksaan ini akan memakan waktu yang lama dan mendetil.

"Inikan kasus besar, kita mau cek kejiwaannya juga. Kalau punya gangguan jiwa tidak sepertinya. Tapi kita masih terus dalamilah keterangan yang dia berikan,"kata Ruzi.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved