ramadan berkah
Bang Jack Tasikmalaya, Preman Insyaf yang Bangun Pesantren Laskar Langit Penghafal Quran
Siapa sangka, pria yang telah 'melahirkan' ribuan penghapal Alquran itu memiliki masa lalu yang diakuinya kelam.
Penulis: Isep Heri Herdiansah | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Isep Heri
TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Yandi Fiana (41), atau yang lebih akrab disapa Bang Jack, merupakan pendiri pesantren Laskar Langit Tasikmalaya yang hanya menerima anak yatim piatu maupun dhuafa.
Berlokasi di Kampung Condong, Kelurahan Setianegara, Cibeureum, Kota Tasikmalaya, dia memimpin santrinya untuk menjadi para penghapal AlQuran.
Siapa sangka pria yang telah 'melahirkan' ribuan penghapal Alquran itu memiliki masa lalu yang diakuinya kelam?
PSM Makassar Bakal Menjadi Korban Berikut Evolusi Persib Bandung? https://t.co/N49kHvq2fN via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) May 23, 2018
Tribun Jabar yang mendatangi kediamannya berhasil mendapatkan sepenggal kisah bang Jack tersebut.
Pria yang lahir di Tasikmalaya 1977 silam itu menceritakan bahwa sebelum mendirikan Laskar Langit, dirinya dikenal sebagai pemabuk atau bahkan sebagian orang memandangnya preman.
Bang Jack pun mengakui dirinya merupakan mantan pemabuk berat di masa lalu.
Dia menuturkan, lingkungan merupakan faktor yang membentuknya melakukan sejumlah kenakalan pada masa itu.
Dari cerita singkat yang ia tuturkan diketahui bahwa Jack kecil tumbuh besar di kondisi rumah tangga orang tuanya yang tidak utuh.
"Dari kecil saya kehilangan sosok bapak dan tinggal ibu yang sibuk mencari rezeki. Hampir seperti yatim piatu" saat itu," Cerita Yandi Fiana alias Bang Jack di kediamannya, Rabu (23/5/2018) Siang.
Karena perasaan itu, Dia menjadi anak yang bandel, nakal dan sering kena tegur orang sekitarnya.
"Saking nakalnya waktu kecil pernah sampai ga bisa jalan karena dipukul orang dewasa karena mengganggu mereka lagi salat," tuturnya.
Semakin kesini, kenakalan Jack semakin menjadi, apalagi ketika ia menginjak usia remaja.
"Menginjak remaja, bapak datang dengan istri barunya otomatis canggung, jadi gak betah di rumah saat itu," ujarnya.
Karena tak betah di rumah saat di ajak tinggal ayahnya, Jack remaja yang saat itu lulus SMA lebih memilih menghabiskan waktu di luar rumah bersama temannya.
Baca: Kasihan! Sudah Diusir dari Kontrakan, Keluarga Ini Dikira Teroris oleh Sopir Angkot
Disanalah ia mulai mengenal dunia malam bahkan mencoba hal-hal yang bisa saja menjerumuskan dirinya ke lembah hitam kehidupan.
"Karena pergaulan, minum-minum, dan bahkan ngeganja bareng teman, mungkin tahun 1995 lah," Yandi mencoba mengingat.
Selama belasan tahun ia hidup dalam pergaulan bebas dan hingar bingar remang dunia jalanan.
Yandi alias Jack mengatakan, sekitar 2005 lalu, ia mulai menyangsikan kehidupan yang ia jalani.
Pada tahun tersebut ia sedikit mengurangi kebiasaannya dan memutuskan bekerja.
Dia pun diterima bekerja sebagai sales produk susu yang bertugas mendistribusikan ke beberapa daerah di Priangan Timur.
Suatu ketika, Jack yang bertugas ke luar kota mendapatkan pengalaman spiritual yang membawanya hijrah meninggalkan dunianya yang kelam.
"Saat menjalankan motor sambil mendengarkan musik di perjalanan di suatu belokan, ketika menyanyi suara surat alquran yang keluar, secara sadar saya kaget" katanya.
Kejadian itu berulang saat dirinya pulang dan kembali melintas di belokan yang sama.
Meski merasa kaget, keanehan itu dianggap sepintas oleh bang jack.
Namun saat dirinya melakukan perjalanan lainnya di hari berbeda, kejanggalan tersebut kembali berulang.
Baca: Aksi Terorisme dan Radikalisme Marak Beberapa Minggu Terakhir, Ridwan Kamil Tawarkan Ini
Masih di belokan yang sama kembali secara tidak sadar dirinya melafalkan ayat Alquran padahal tengah menyanyi saat itu.
Dia pun kembali kaget, karena penasaran dia mencoba melafalkan surat alfatihah di perjalanan itu.
"Pede karna penasaran baca fatihah, tapi anehnya saya lupa beberapa ayat di akhir, saya ulang berkali-kali tapi nihil beberapa ayat itu seakan hilang dari kepala," katanya.
Dari semenjak itu dia mulai berfikir untuk memperbaiki diri, terlebih beberapa temannya dikabarkan mengalami overdosis.
Setelah pergulatan batin beberapa saat akhirnya pada 2008 lalu, Bang Jack benar-benar bisa berhenti meninggalkan minuman alkohol dan lainnya.
Meski sudah meninggalkan kehidupannya yang dulu, Yandi masih merasa gusar akan pengampunan Tuhan terhadap kelakuannya di masa lampau.
Namun pada suatu Jumatan dia merasa menemukan secercah harapan baru dan menjadi jawaban kegusarannya tersebut.
"Saat itu saya mendengar khutbah jumat bertemakan menyantuni anak yatim sebagai penghapus dosa, bisa dikatakan jawaban seperti datang begitu saja," katanya.
Baca: 300 Lebih Penduduk Belum Punya KTP El, Disdukcapil Jabar Dorong Kabupaten/Kota Lakukan Jemput Bola
Hingga pada 2010 dirinya mulai mengumpulkan 23 orang anak yatim dan anak jalanan untuk mengaji di rumahnya.
Bermodalkan spirit "kumaha engke" dan tanpa berfikir panjang ia pun memutuskan memulai niatnya tersebut.
Di luar dugaan, anak-anak yang ia kumpulkan tersebut cepat menghafal Alquran. Meski awalnya, mereka terbata-bata membaca baris demi baris ayat suci.
"Tujuan utama, merubah kebiasaan orang, yang tidak ngaji jadi mengaji alquran apalagi kami hidup di kota pesantren," kata Yandi saat ditemui Tribun Jabar di kediamannya, Rabu (23/5/2018).
Angkatan pertama kemudian ia pesantrenkan ke beberapa pesantren untuk mengumpulkan berbagai ilmu metodologi penghafalan Quran.
Dari puluhan orang santri hanya beberapa anak yang bertahan dan mampu kembali menyalurkan ilmu yang mereka dapatkan itu.
Telah berselang beberapa tahun kini di pondok tersebut telah membuka program karantina hafal quran selama 40 hari.
"Tahun ini merupakan tahun kedua program karantina tersebut, selama setahun kami ada 5 kali, perdua bulan," katanya.
Melalui karantina tersebut para santri bukan hanya menghapal setiap ayat namun juga mengetahui arti di balik setiap ayat yang mereka hapal.
Kini, di pondok Laskar langit ratusan anak kurang beruntung menimba ilmu disana.
Bukan hanya dari Tasikmalaya bahkan dari NTT, Bengkulu, Nganjuk, Jakarta, Nusa kambangan dan lain sebagainya menjadi santri bang Jack.
Selain menghafal Quran dan mempelajari ilmu agama lainnya, para santri diberikan ilmu berwirausaha, serta ilmu lainnya yang bisa berguna di masa mendatang.
Baca: Berkenalan dengan Ustad Ridwan, Iklas Mengajar Meski Hanya Dibayar Rp 150 ribu Per Bulan