Terpopuler
Selangkah Lagi Yunita Hampir Jadi Teroris, Modus Cari Indekos hingga 'Dirasuki' Kalimat Mengerikan
Satu di antaranya kisah wanita yang hampir terjerumus aliran sesat dan hampir menjadi teroris.
TRIBUNJABAR.ID - Beberapa hari ini teror bom tengah melanda Indonesia dan membuat masyarakat khawatir.
Namun, atas kejadian itu muncul kisah-kisah heroik tentang kemanusiaan yang dilakukan oleh beberapa orang untuk menyelamatkan manusia.
Kisah heroik tersebut membuat terharu dan semakin membuat masyarakat waspada terhadap kelompok radikal dan sesat yang ada di sekeliling masyarakat.
Satu di antaranya kisah wanita yang hampir terjerumus aliran sesat dan hampir menjadi teroris.
Kisah tersebut dibagikan oleh akun Facebook Yunita Dwi Fitri pada 14 Mei 2018, pukul 23.58 WIB.
Tujuan Yunita Dwi Fitri membagikan kisah 12 tahun yang lalu ini karena ia peduli dengan Indonesia.
Ia menceritakan saat itu umurnya 22 tahun dan tengah menyelesaikan tugas akhir kuliah.
Saat diperjalanan dari kampus menuju kosan ia dihampiri seorang perempuan yang mengaku baru lulus SMA.
Yunita Dwi Fitri menyebut perempuan ini Anna.
Saat itu, Anna meminta bantuan Yunita karena sedang mencari kosan.
Karena, kosan Yunita masih kosong, ia tanpa ragu mengajak Anna ke kosannya.
Tak ada yang aneh dengan penampilan Anna, ia mengenakan kemeja, rok panjang, dan tidak berhijab.
Yunita menilai ada gelagat aneh Anna ketika sudah sampai di kosannya.
Bukannya menemui pemilik kos, Anna malah meminta minum dan duduk di dalam kamar Yunita.
"Meski aneh kelakuannya, saya enggak ada takut sedikitpun dengan anak ini," tulis Yunita.
Anna melihat Alquran yang tengah terbuka di atas sajadah.
Ia bertanya apakah Yunita senang membaca Alquran. Yunita mengiyakan pertanyaan Anna.
Setelah itu, Anna mengatakan esok hari akan datang ke kosan Yunita lagi bersama temannya dengan dalih belajar tafsir Alquran.
Yunita mulai curiga karena tujuan awal Anna adalah mencari kosan tetapi menawari belajar tafsir.
Namun, karena rasa penasaran Yunita menerima tawaran tersebut.
Keesokan harinya, Anna datang lagi bersama temannya yang disebut Yunita bernama Tari.
Tari mengenakan jilbab putih, kemeja putih, dan celana bahan warna hitam.
Ternyata, Tari ini jago berbicara, setiap perkataannya ditata rapi.
Tari menginstruksikan Yunita membuka Alquran dan membahas ayat demi ayat.
Namun, Tari mengajari hal mengerikan dan aneh.
Ia mengatakan membunuh orang kafir adalah halal, berjihad itu sulit dan akan dimusuhi oleh keluarga sendiri.
Tari juga mengatakan misi jihad ini dilakukan sembunyi-sembunyi agar terlaksana dengan baik.
Tak sampai di situ, Tari mengajak Yunita untuk belajar lebih lanjut di kosannya.
Yunita takut diajari hal yang tidak benar namun, ia masih penasaran.
Keesokan harinya Anna menjemput Yunita dan mengajak ke kosan Tari yang jaraknya tidak jauh dari kosannya.
Yunita mulai curiga, kamar tersebut berukuran 3x3, tanpa kasur, hanya ada lemari dan tikar.
Kemudian, Anna menutup jendela dan mengunci pintu kosan tersebut.
Tari mengajari sebuah ideologi menggunakan papan tulis.
Tidak seperti yang rencana awal, Tari tak membuka Alquran sekali pun.
Ia menganalogikan sebuah sopir yang salah mengendarai mobil dan masuk jurang maka penumpang di mobil tersebut akan mati semua.
"Kemudian menggambarkan sebuah apel busuk ketika ada didalam kulkas bersama apel-apel yang baik, maka apel yang baik akan tertular busuk," begitulah ucapan Tari yang diceritakan Yunita.
Misi kelompok Tari dan Anna adalah membangun negara islam indonesia.
Bahkan, Tari meminta Yunita dibaiat di Cimahi dengan membawa uang Rp 400 ribu.
Tari mengajari untuk mendapat uang tidak apa kalau berbohong kepada orang tua.
Setelah itu, Yunita seperti dicuci otak tetapi ia masih bisa mencari pertolongan.
Ia bertemu dua perempuan yang 'menyelamatkannya'.
"Setelah saya memutuskan gak mau datang ke ajakannya untuk dibay'at beberapa minggu kemudian saya bertemu lagi dengan Anna di jalan Sekeloa, tiba-tiba dia berjilbab dan pura-pura ga liat seperti ketakutan."
"12 tahun sudah berlalu, sekarang Indonesia sedang darurat teroris, dan saya percaya ini bukan cuma sekedar isu.. Sekarang Tari-Tari lain banyak kita temui di sosmed.. jangan biarkan mereka semakin berkembang
Demi NKRI. Demi Agamaku." pesan Yunita.

(Tribun Jabar/Fidya Alifa Puspafirdausi)