Serangan Bom di Surabaya
Analis Teroris Internasional Ungkap Dugaan Keterlibatan Anak dalam Aksi Teror Bom di Surabaya
"Ini bukan serta merta. Kami cenderung akan melihat lebih banyak serangan semacam ini," katanya.
"Ini membutuhkan respon keluarga dan masyarakat yang berorientasi untuk melawan ancaman," katanya.
Mengapa penyerang melibatkan anak-anak mereka?
Salah satu alasan mengapa pelaku memilih melibatkan anak-anak adalah bahwa orang dewasa dengan anak-anak umumnya tidak terlalu mencurigakan.
Baca: Pahitnya Hidup Bocah Ais, Dijemput dari Rumah Nenek untuk Ledakan Bom lalu jadi Yatim Piatu
Kelompok radikal awalnya hanya merekrut laki-laki untuk misi bunuh diri, tetapi kemudian melibatkan perempuan karena perempuan cenderung tidak akan diberhentikan.
Sekarang anak-anak digunakan, karena orang tua dengan anak-anak lebih jarang diperiksa oleh petugas keamanan.
Itu menjelaskan mengapa kelompok-kelompok ekstremis tertarik untuk menarik anak-anak dalam serangan mematikan tetapi tidak menjelaskan mengapa yang dilibatkan adalah anak-anak mereka sendiri.
Damian Kingsbury, Profesor Politik Internasional di Deakin University, mengatakan bahwa sangat wajar bagi para militan mengatasnamakan agama untuk mengorbankan diri mereka, tetapi mereka biasanya tidak mengorbankan anggota keluarga mereka sendiri.
Kemungkinan dalam kasus ini keluarga, atau setidaknya orang tuanya, memiliki keyakinan yang sangat kuat bahwa mereka akan pergi ke surga dan ingin membawa anak-anak mereka bersama mereka.
"Ini mungkin menunjukkan tingkat kefanatikan pada penyebab tertentu," katanya.
Baca: Pria yang Tewas Setelah Baku Tembak dengan Densus 88 Ternyata Adik Kandung Terduga Teroris Sidoarjo
Profesor Gunaratna juga berpikir itu adalah ideologi yang memotivasi orang tua untuk memasukkan anak-anak mereka.
Dia yakin sang ayah telah menjadi radikal terlebih dahulu, dan ketika kepala keluarga meradikalisasi istri dan anak-anaknya dengan propaganda ekstrem.
"Kemudian semua orang berpartisipasi dalam serangan itu dengan harapan mereka semua akan masuk surga," katanya.
"Ini adalah tren yang sangat berbahaya."
Profesor Kingsbury juga menjelaskan bahwa serangan tersebut kemungkinan akan berlanjut.
Baca: Sebelum Meninggal, Kondisi Gogon Sangat Memprihatinkan, hingga Masa Kelam Terjebak dan Dipermalukan
Dia pikir tidak mungkin keluarga bertindak sendirian dan hampir pasti terkait dengan kelompok yang lebih besar.
"Jadi sangat mungkin bahwa akan ada serangan lebih lanjut," katanya.
*Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mengapa Pelaku Bom di Surabaya Libatkan Anak-anak? Ini Analisis Pakar Terorisme Internasional