Hari Kartini
Misteri Wafatnya Kartini, dari Dugaan Diracun Belanda sampai Kajian Medis Modern
Kondisi tersebut memang sangat berbahaya untuk ibu hamil dan bisa mengakibatkan kematian.
Pada 13 September 1904, Kartini melahirkan seorang putra yang diberi nama Raden Mas Soesalit.
Proses persalinan itu berjalan lancar, ibu dan bayi dalam keadaan sehat.
Empat hari kemudian, tepatnya 17 September 1904, datanglah seorang dokter Belanda bernama dr. Van Ravesteyn.
Dokter tersebut datang untuk memeriksa keadaan Kartini dan anaknya.
Hasil pemeriksaan mengatakan keduanya sehat dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Bahkan mereka sempat minum anggur bersama untuk keselamatan ibu dan bayi.
Setelah minum anggur itulah, Kartini langsung sakit dan hilang kesadaran.
Ravesteyn, yang sedang berkunjung ke rumah lain, cepat-cepat datang kembali.
Perubahan kondisi itu terjadi begitu mendadak dan tidak wajar.
Setengah jam kemudian, dokter tidak bisa menolong nyawa pemikir wanita Indonesia yang pertama ini.
Kartini akhirnya meninggal dunia dalam usia 25 tahun.
Desas-desus pun berkembang setelah peristiwa tersebut.
Banyak pihak yang mengatakan Kartini telah diracun.
Baca: Warga Bandung Termasuk dalam Korban Kecelakaan di Jepang
Permainan jahat dari Belanda ingin agar Kartini bungkam dari pemikiran-pemikiran majunya yang ternyata berwawasan kebangsaan.