Debat Indonesia Bubar di 2030 oleh Prabowo, Rizal Ramli Tanggapi Pedas: Ngenes, Norak, Tidak Intelek

Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia, Rizal Ramli menanggapi isu Indonesia Bubar di 2030.

Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
Kolase Tribun Jabar/YouTube

TRIBUNAJABAR.ID - Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia, Rizal Ramli menanggapi isu Indonesia Bubar di 2030.

Menurutnya, di masa depan bisa terjadi apa saja.

Bisa berbentuk positif maupun negatif.

Melansir dari akun Youtube Indonesia Lawyer Club tvOne, Rizal Ramli hadir pada acara tersebut bersama politikus lainnya.

"Yang mengerti ilmu ini, melakukan apa yang disebut sebagai simulasi. Hasilnya akan begini kalau begini," ujarnya.

Sebagai contoh, Rizal Ramli memaparkan prediksi ekonomi Indonesia tahun 1997-1998.

"Kita katakan tahun 1997 sebagai The Year of Uncertantity. (Hal itu) dibantah oleh analis luar negeri dan dalam negeri. Dibantah oleh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Central," katanya.

Prediksi tersebut dilakukan Rizal Ramli menggunakan tiga indikator sederhana.

Yang pertama adalah defisit Indonesia yang sudah besar dan kemudian mempengaruhi anjloknya Rupiah.

Yang kedua adalah hutang swasta Indonesia yang sudah keterlaluan.

Dan yang ketiga adalah mata uang Rupiah overvalued.


Prediksi tersebut kemudian benar terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998.

"Dan benar itu rontok semuanya, Indonesia yang disebut paling kuat di Asia Tenggara malah paling jebol dibandingkan Thailand, Malaysia, dan lain-lain."

Menurutnya pembahasan isu Indonesia bubar di 2030 adalah hal yang bagus.

Karena bagaimanapun warga Indonesia harus melihat Indonesia 30 dan 50 tahun kemudian.

"Cuma saya sedih sekali, level pembahasannya memalukan. Makin lama makin tidak intelek, debatnya semakin norak," tuturnya.

Mantan Menteri Keuangan di era Abdurrahman Wahid itu mengatakan Indonesia seharusnya bisa lebih mampu daripada berdebat tanpa intelek.

Baca: Mario Gomez Belum Tentukan Nasib Dua Pemain Seleksi Hari Ini

"Tapi masalah di Indonesia selalu dilihat, Prabowo anti Jokowi, semua diframe dalam konteks itu," katanya.

"Saya sih sedih dan ngenes. Kok kualitas debat di sosial media, mohon maaf, norak," tambah Rizal Ramli.

Ia juga mengatakan perdebatan bukan tertuju pada konten tetapi kepada personal.

Negara yang hilang, kata Rizal Ramli, bisa saja terjadi.

Baca: Tak Jelas Nasibnya Bersama Persib, Michael Essien Membawa Kabar Duka

Hal tersebut bukan dongeng.

"Soviet Rusia itu bubar karena memiliki pemimpin yang lemah."

Pemimpin tersebut tidak dapat mengendalikan ketika muncul masalah.

"(Negara lainnya) Suriah, Libya, Yugoslavia," ujarnya.

Baca: Heboh, Beginilah Kata Pria Amerika Tak Beragama Ketika Mendengar Azan di Indonesia, Netter Takjub

Isu Indonesia bubar di 2030 mencuat setelah Prabowo menyebutnya di dalam pidato.

"Saudara-saudara! Kita masih upacara, kita masih menyanyikan lagu kebangsaan, kita masih pakai lambang-lambang negara, gambar-gambar pendiri bangsa masih ada di sini. Tetapi, di negara lain mereka sudah bikin kajian-kajian, di mana Republik Indonesia sudah dinyatakan tidak ada lagi tahun 2030," kata Prabowo.

Tetapi, di negara lain, mereka sudah bikin kajian-kajian, di mana Republik Indonesia sudah dinyatakan tidak ada lagi tahun 2030. Bung! Mereka ramalkan kita ini bubar," imbuhnya.

"Saya sampaikan ke lingkungan kita untuk kita waspada jangan kita anggap enteng persoalan karena ya seperti itu dari awal lahirnya republik kita, sudag banyak gang iri sama kekayaan kita."

Baca: Ditarik Keluar Lapangan, Mohamed Salah Bilang kepada Juergen Klopp Aku Baik-baik Saja

Prabowo mengutip hal tersebut dari novel yang berjudul 'Ghost Fleet' karya P W Singer dan August Cole.

Novel tersebut merupakan tulisan skenario ahli intelejen strategis.

Ia ingin menyampaikan hal tersebut sebagai sebuah peringatan bagi pemerintah Indonesia untuk tidak menganggap enteng berbagai persoalan yang dihadapi.

Menurutnya masih banyak pihak asing yang mencoba mengusik kedaulatan Indonesia.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved