Sukmawati Sebut Kidung, Ternyata Kidung Berbau Mistis, Pernah Digunakan Sunan Kalijaga

Hal ini menyebabkan kidung identik dengan kesakralan dan mistis. Pada zaman Wali Songo, keberadaan kidung tetap dilestarikan.

Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
DISKUSI KEBANGSAAN - Ketua Umum PNI Marhaenisme, Sukmawati Soekarnoputri menyampaikan sambutannya pada diskusi kebangsaan bertajuk Siaga Pancasila, di Gedung Indonesia Menggugat (GIM), Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Bandung, Senin (15/5/2017). Sebelum menghadiri diskusi, putri Bung Karno ini mendatangi Mapolda Jabar menindaklanjuti pelaporannya tentang tindak pidana penodaan terhadap lambang dan dasar negara dengan terlapor Imam Besar FPI, Habieb Rizieq Shihab. 

TRIBUNJABAR.ID - Anak dari presiden pertama Indonesia, Sukmawati Soekarnoputri menyebut kidung dalam puisinya.

Puisi tersebut kemudian menjadi kontroversial.

Disebutkan, puisi Sukmawati Soekarnoputri ini mengandung SARA dan melecehkan umat beragama.

Lalu, apa itu kidung?

Berdasarkan Wikipedia, Kidung adalah kata dalam bahasa Jawa tengahan dan termasuk dalam klasifikasi kata benda yang mempunyai padanan dengan tembang.

Dalam bahasa Jawa baru, kidung mempunyai padanan sekar atau nyanyian.

Bentuk verba kidung dalam bahasa Jawa tengahan menjadi mengidung atau bernyanyi.

Dalam bahasa Jawa baru makna kidung kurang lebih sama seperti kidung dalam bahasa Jawa tengahan.

Yang berbeda adalah bentuk verbanya. Bentuk verba kidung dalam bahasa Jawa baru adalah ngidung atau angidung.

Selain itu, terdapat perbedaan pengertian kidung sebagai puisi yang berupa tembang dan sekar tengahan atau tengahan sebagai pola metrum.

Sementara menurut kamus besar bahasa Indonesia, kidung adalah nyanyian, lagu atau syair yang dinyanyikan, dan bisa juga berarti puisi.


Ternyata kidung juga digunakan oleh Sunan Kalijaga.

Hal tersebut ada dalam skripsi Akulturasi Islam dan Budaya Jawa dalam Kidung Rumeksa ing Wengi Perspektif Pendidikan, Institut Agama Islam Negeri Purwokerto.

Sunan Kalijaga menciptakan kidung berjudul Rumeksa ing Wengi.

Dalam skripsi tersebut disebutkan kidung Rumeksa ing Wengi adalah bentuk akulturasi Islam dan budaya Jawa.

Sunan Kalijaga memasukkan nilai-nilai islam dalam kidung tersebut.

Ia berusaha memasukkan ajaran Islam terkait dengan akidah, ibadah, dan akhlak dengan menggunakan istilah-istilah lokal Jawa yang telah dipahami oleh masyarakat.

Baca: BMPD Jabar bersama Perbankan, dan Polri Deklarasi Tolak Hoax

Melansir dari unggahan akun daffordz di Kaskus, kidung merupakan bagian kesenian dan budaya dari Pulau Jawa.

Kidung sudah ada sebelum zaman Wali Songo.

Kidung adalah susunan sastra yang ditembangkan oleh orang-orang bertaraf khusus (sakti) sebagai wailah (perantara) permohonan kepada Sang Hyang Taya (tuhan yang tidak bisa diilustrasikan dan tidak menyerupai makhluk).

Hal ini menyebabkan kidung identik dengan kesakralan dan mistis.

Pada zaman Wali Songo, keberadaan kidung tetap dilestarikan, hanya saja nilai-nilai bahasa kidung diselaraskan dengan ajaran islam.

Meski diselaraskan dengan ajaran islam, tanpa mengurangi nilai kesakralan dan kemistisan sebagai keindahan warisan leluhur Jawa.

Baca: Kejar Mobil saat Razia, Polisi Ini Gugur di Jalanan, Pernyataan Istrinya Bikin Syok

Secara terminilogi, kidung bisa berarti doa dalam meraih kesempurnaan dan kebahagiaan hidup.

Sehingga sangatlah wajar bila para ahli spiritual dan para cendikiawan metafisik berpendapat bahasa kidung memiliki ruh yang sulit untuk diterjemahkan dengan bahasa lisan, dan semua itu adalah bagian dari indahnya warisan seni serta budaya Jawa yang tetap luhur sepanjang masa.

Kidung menjadi perbincangan setelah Sukmawati Soekarnoputri membacakan puisinya di acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya.

Melansir dari berbagai sumber, anak dari Soekarno ini akan dilaporkan oleh Forum Umat Islam Bersatu (FUIB).

FUIB mengancam akan mempolisikan Sukmawati Soekarnoputri apabila ia tidak memint maaf mengenai puisinya.

Namun, Sukmawati Soekarnoputri memberi tanggapan bahwa ia jujur.

Sukmawati Soekarnoputri
Sukmawati Soekarnoputri (YouTube)

Baca: Mahfud MD Tertarik Jadi Cawapres?

Ia juga mengaku bangga dengan keindonesiannya.

Dan menurutnya keindonesiaan itu adalah Bhineka tunggal Ika.

Sukmawati Soekarnoputri membela diri bahwa tema puisinya sesuai dengan gelaran Indonesia Fashion Week 2018.

Tema tersebut adalah cultural identity atau identitas kebudayaan.

Ketua Umum FUIB Rahmat Himran meminta Sukamwati Seokarnoputri menggelar konferensi pers dengan mengundang media.

Adik dari Megawati Soekarnoputri ini dituntut meminta maaf secara terbuka kepada umat Islam.

Baca: Asisten Pelatih Persib: Seharusnya Febri Bisa Lebih Bagus Main bersama Persib

Baca: Mengintip Rumah Mewah Komedian Sule, Seperti Istana dengan Kolam Renang yang Wow Banget

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved