Pilgub Jabar

Tb Hasanuddin Pun Menggaris Pola Tanah dan Menanam Padi di Ciamis, Sosialisasikan Jabar Seubeuh

Program itu dinamai Jabar Seubeuh, kata dari Bahasa Sunda yang berarti Jabar Kenyang, digulirkan untuk fokus

Penulis: Ferry Fadhlurrahman | Editor: Ichsan
istimewa
Tb Hasanuddin turun ke sawah 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferry Fadhlurrahman

TRIBUNJABAR.ID, CIAMIS - Ada yang unik saat calon gubernur Jabar nomor urut 2, Tb Hasanuddin mengunjungi satu kelompok tani di di Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Senin (2/4/2018).

Dari rilis yang diterima Tribun, Tb Hasanuddin turun ke sawah menanam padi dan menggaris pola tanah. Bahkan ikut menanam satu demi satu bibit padi.

Pada kesempatan tersebut, Tb Hasanuddin mengatakan bakal mewujudkan kemakmuran petani di Jawa Barat melalui salah satu programnya.

Baca: Heboh Fernando Soler Tercantum Sebagai Interpreter, Bukan Asisten Pelatih, Manajamen Akan Cek Soler

Program itu dinamai Jabar Seubeuh, kata dari Bahasa Sunda yang berarti Jabar Kenyang, digulirkan untuk fokus terhadap permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat kalangan bawah seperti petani dan nelayan.


"Petani di Jawa Barat harus mukti, setidaknya petani harus mempunyai kehidupan yang layak dan kebutuhan hidupnya tercukupi," ujarnya saat duduk bersama para petani di Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Senin (2/4/2018).

Menurut Tb Hasanuddin, ia akan menjaga kestabilan harga pangan seperti beras, sebagai upaya untuk membuat para petani untung dan beras tetap mampu terbeli oleh masyarakat. Menurutnya, harga jual beras petani justru rendah, sehingga menyebabkan petani merugi.


Oleh karenanya, Tb Hasanuddin berencana mengoptimalkan peran Bulog sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menampung hasil panen para petani saat hasilnya melimpah, dan menjualnya saat panen tidak memuaskan. Cara tersebut, menurut jenderal purnawirawan TNI AD itu akan efektif menjaga kestabilan harga beras.

"Saya pastikan bakal mengaktifkan fungsi Bulog secara maksimal untuk lebih memerhatikan kondisi petani. Ketika padi melimpah, teori ekonominya harga turun supaya petani tidak sengsara. Bulog hadir di situ membeli dengan harga yang layak, lalu disimpan. Ketika paceklik tiba, baru beras dijual maka harganya stabil," kata Tb Hasanuddin.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved