Orangtua Rantai Anak di Margahayu

Pak Eno Keberatan Anaknya Dirawat di RSJ, tapi Rantai di Kaki Anaknya Sudah Dilepas

Dinsos juga sudah memastikan kondisi keluarga, apakah termasuk keluarga penerima bantuan sosial atau bukan.

Penulis: Mumu Mujahidin | Editor: Ravianto
Tribun Jabar/Mumu Mujahidin
Maesaroh (38), orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Kampung Kebon Kalapa, Desa Sukamenak, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, Jumat (23/3/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mumu Mujahidin

TRIBUNJABAR.ID, SOREANG - Sejak semalam setelah mendapat laporan, pihak Dinas Sosial Kabupaten Bandung, melalui Tim SLRT (Sistem Layanan Rujukan Terpadu) dengan didampingi langsung RT-RW setempat langsung melakukan assesment keluarga Pak Eno (70) orang tua yang terpaksa merantai anak bungsunya yang diduga mengalami gangguan jiwa selama puluhan tahun.

"Tadi malam kita langsung menugaskan Tim SLRT didampingi pak RT untuk mengassesmen keluarga korban langsung ke rumahnya," kata Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bandung, Nina Setiana, Sabtu (24/3/2018).

SLRT ini kata Nina merupakan tim reaksi cepat yang membantu mengindentifikasi keluhan masyarakat miskin dan rentan miskin, melakukan rujukan, dan memantau penanganan keluhan untuk memastikan bahwa keluhan-keluhan tersebut ditangani dengan baik, siapapun yang malporkannya.

Nina menegaskan kalau tindakan merantai itu sangat dilarang keras.

Pasien ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) harus ditangani langsung.

Baca: VIDEO: Ini Alasan Doel Sumbang Bilang Kota Bandung dan Indonesia Membutuhkan Rasa Kasih Sayang

Baca: Pencuri yang Ditangkap Ungkap Cara Gunakan Jimat, Perasaan Jadi Aman Kalau Sudah Dapatkan Barang

Sejak semalam Dinsos sudah berkoordinasi dengan Dinkes untuk merujuk pasien ke Rumah Sakit Jiwa.

"Kita sudah mengontak dinkes untuk merujuk pasien ke RSJ. Kalau masalah angkut mengangkut karena takut pasien mengamuk mah gampang," katanya.

Namun sayang kata Nina, pihak keluarga Eno merasa keberatan jika anaknya harus dibawa ke RSJ. Eno bersikukuh ingin mengurus anaknya sendiri dan tidak mau diurus oleh orang lain.

Bahkan setahun yang lalu pun, kata Nina, ternyata pihak desa sudah mencoba memfasilitasi pasien dengan hendak dibawa untuk diperiksa, namun pihak keluarga tetap tidak mau juga.

"Rencananya Senin depan kami akan ke sana lagi. Kita akan bujuk lagi, kalau masih tidak mau juga kita akan carikan solusinya seperti apa. Apakah dari pihak puskesmas secara rutin memeriksa ke rumah atau bagaimana," katanya.

Dinsos juga sudah memastikan kondisi keluarga, apakah termasuk keluarga penerima bantuan sosial atau bukan.

Baca: Di Depan Najwa Shihab, Hotman Paris Tak Berkutik, Ngaku Taruhan Rolex Rp 1 Miliar Cuma Iseng dan . .

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved