Masalah Sampah

Legoknangka Belum Jalan, Sampah Bandung Bisa Dibereskan dengan Cara Ini, Bahkan Hasilkan Uang

TPPAS Legoknangka, lanjutnya, bebannya tidak akan bisa menampung semua sampah Bandung Raya, karena TPPAS itu hanya didesain 1800 ton.

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Kisdiantoro
zoom-inlihat foto Legoknangka Belum Jalan, Sampah Bandung Bisa Dibereskan dengan Cara Ini, Bahkan Hasilkan Uang
Gani Kurniawan
ILUSTRASI ---- Kendaraan melintas tumpukan sampah yang belum diangkut hingga memenuhi sebagian badan Jalan Rajawali Timur, Kota Bandung, Kamis (19/4). Sampah yang berasal dari pedagang pasar tumpah di sepanjang jalan ini kerap menghambat pengguna jalan yang melintas karena menumpuk hingga memenuhi sebagian badan jalan. Tumpukan sampah tersebut baru bisa diangkut petugas PD Kebersihan Kota Bandung mulai pukul 10:00 wib karena masih banyaknya pedagang yang belum selesai berjualan, diangkut tiga kali angkutan menggunakan truk sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti.

"(Kita) masih punya opsi mengolah sampah di bawah, di sumber, kalau kita punya teknologi yang tepat. Engineer kita bagus ko, paham lingkungan. Kalau bisa bulan depan penanganan sampah harus dari sumber. Kalau mau teknologi masuk, katakanlah, untuk Bandung biayanya di bawah Rp 400 miliar dalam kurun waktu 15 tahun," ujarnya.

Biaya untuk penangan sampah di sumber menggunakan teknologi itu pun, lanjut Silvariyadi, dapat ditutupi dengan sistem retribusi dari masyarakat yang baik.

"Katakanlah iuran sampah itu 30 ribu per bulan. 30 ribu dikali 800 ribu KK. Jadi, ada Rp 24 milyar per bulan. Rp 24 milyar dikalikan 12 bulan. Jadi, ada Rp 288 milyar kurang lebih dalam setahun. Berarti punya potensi anggaran. Penanganan sampah bisa nol persen dari APBD. Bahkan, sesungguhnya ini bisa jadi PAD," ujarnya.

Baca: Mbah Mijan Ungkap Penerawangan Mengejutkan: 10 Hari ke Depan, Bakal Ada Artis yang Ditangkap

Kelebihan dari retribusi itu, lanjut Silvariyadi, bahkan bisa digunakan untuk edukasi masyarakat mengenai pengelolaan dan daur ulang sampah.

Namun, tetap, edukasi dan daur ulang itu harus ada institusi yang mengurus dan mengintegrasikan arahnya serta bersinergi dengan teknologi.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved