Pilgub Jabar
Catatan Prof Asep Warlan; Uu Tenggelam, Hasanah Kurang Kritik, Asyik Normatif, Demiz Tak Solutif
Asep kemudian memberikan kritik untuk pasangan nomor urut 1, yakni Rindu. Ridwan Kamil, katanya, dalam banyak kesempatan terlalu mendominasi
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ichsan
"Keunggulannya jadi sulit terbaca karena bisa dibilang text book banget. Tidak menggigit dan orang pun jadi bingung apa yang bisa ditangkap," katanya.
Mario Gomez Bocorkan Pergerakan Manajemen Persib, hingga Analisis Dampak Pemain Baru https://t.co/menpWlAItP via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) March 13, 2018
Asep mengatakan diduga pasangan Asyik ini hanya melontarkan ujaran formal karena dalam posisi yang serba salah. Di satu sisi, didukung partai petahana, di sisi lain ada keinginan untuk memperbaiki hal-hal yang masih kurang dari kepemimpinan gubernur saat ini.
Pasangan DM 4 Jabar pun mendapat kritikan karena Deddy Mizwar dianggap tidak terlalu gamblang membeberkan banyak hal penting dalam pemerintahan yang seandainya dalam posisi sebagai gubernur saat ini, dia bisa mengungkapkan upaya perbaikan banyak hal.
"Jangan hanya membela diri, tapi ungkapkan juga banyak hal yang bisa diselesaikan selama ini. Ini juga kesempatan baik untuk Dedi Mulyadi untuk meluruskan kabar-kabar miring tentang dirinya," kata Asep.
Deddy Mizwar, katanya, jangan hanya membela petahana, tapi juga memberikan solusi atas berbagai masalah yang ada saat ini, dalam posisi jika dirinya menjabat sebagai gubernur. Dedi Mulyadi, katanya, sudah bisa berbagi porsi dengan baik bersama Deddy Mizwar dan menjabarkan solusi atas berbagai permasalahan.
Mengejutkan! Al Ghazali Nunggu Marion Jola Cabut dari Indonesian Idol, Ini Bocoran Maia Estianty https://t.co/h8phHe1n6P via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) March 13, 2018
Menurut Asep, para calon yang merupakan petahana ini boleh saja mengungkapkan prestasi-prestasinya saat memimpin daerah masing-masing. Hanya saja, semua diungkapkan dalam porsi yang cukup.
"Ridwan Kamil contohnya menunjukkan dia kompeten di sejumlah bidang. Tapi jangan tentang Bandung lagi Bandung lagi. Nanti masyarakat bilang itu mah Bandung, bukan Jabar," katanya.
Adu argumen dalam debat tersebut, katanya, tidak sampai menyerang secara personal. Hal ini dinilai baik karena masih dalam batas wajar dan menampilkan fakta-fakta di lapangan, tidak sampai keluar jalur substansi yang dibutuhkan masyarakat.
Debat publik kedua dan ketiga, katanya, akan dilaksanakan pada Mei di Cirebon dan Juni di Bogor. Debat kedua mengambil tema sumber daya manusia seperti kesehatan, pendidikan, dan pariwisata. Debat ketiga akan mengambil tema sumber daya alam seperti tata ruang dan lingkungan.