AHY Bangun Kemesraan Demi Jokowi, Kader Demokrat Justru Berulah di Depan RI-1, Siap Kena Sanksi!
"Dengan tulus kami menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Presiden Jokowi dan pemerintah," ujar AHY.
Penulis: Amalia Qisthyana Amsha | Editor: Amalia Qisthyana Amsha
TRIBUNJABAR.ID - Presiden Joko Widodo hadir dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat di Sentul, Bogor, Minggu (11/3/2018).
Kemunculan Jokowi di Rapimnas Partai Demokrat ini membuat isu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi cawapres Jokowi jadi merebak ke permukaan.
Di samping isu yang beredar itu, AHY sebagai Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) untuk Pilkada 2018 dan Pilpres 2019 Partai Demokrat mengapresiasi kinerja Jokowi selama menjabat sebagai presiden.
Masih Aman dari Kurungan, Ahmad Dhani Mewanti-wanti Habib Rizieq Lewat Seruan Ini, Bikin Deg-Degan https://t.co/ICbit7TIKi via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) March 13, 2018
TribunJabar.id melansir Kompas.com, hal itu disampaikan AHY dalam pidato politik di akhir Rapimnas lalu.
"Dengan tulus kami menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Presiden Jokowi dan pemerintah," ujar AHY.
Menurutnya, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pidatonya pada 5 Januari 2018 llau menyampaikan bahwa banyak hasil yang telah diraih pemerintah hingga saat ini.
Baca: Jabatan Tangan Jokowi dan AHY Jadi Sorotan, Pakar Ini Ungkap Analisis di Baliknya, Hasilnya Begini
Oleh karena itu, AHY juga ikut memberikan apresiasi atas prestasi yang diraih pemerintahan Jokowi.
AHY berharap capaian tersebut dapat dijaga dan terus ditingkatkan.
Di tengah hubungan baik yang sedang dibangun Partai Demokrat dengan PDIP, seorang pimpinan Demokrat justru akan mendapat sanksi.
Adalah Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean yang melakukan aksi 'walkout' saat Jokowi berpidato di Rapimnas Sabtu pekan lalu.
Baca: SBY: Jika Tuhan Menakdirkan, Sangat Bisa Partai Demokrat Berjuang Bersama Bapak
Dikutip dari Kompas.com, Ferdinan memiliki alasan tersendiri mengapa ia melakukan aksi seperti itu di depan RI-1.
"Pada saat beliau pidato, saya memilih keluar dari ruangan. Itu adalah ekspresi kekecewaan saya dnegan beliau yang tidak memenuhi janji politiknya pada saat pilpres dulu," ujar Ferdinand Hutahaean, Senin (12/3/2018).
Ferdinand menilai masih banyak janji Jokowi yang tidak terealisasi.
Satu di antaranya mengenai utang luar negeri Indonesia yang kini membengkak.
"Beliau dulu menekankan akan menolak utang luar negeri, tapi sekarang utam kita makin menjadi-jadi," lanjutnya.
Baca: Agus Yudhoyono Pamer Foto Masa Lalu, Perasaan Netter Campur Aduk, Kecewa Sekaligus Sedih
Ia bercerita, saat melakukan aksi 'walkout' itu, ada beberapa kader Partai Demokrat yang menyarankan agar ia tidak meninggalkan ruangan.
Namun Ferdinand membela diri daripada harus mengacungkan kartu kuning seperti yang dilakukan Ketua BEM Universitas Indonesia Zaadit Taqwa saat Dies Natalis ke-68 UI, Jumat (2/2/2018) lalu.
"Tapi, daripada saya acungkan kartu kuning, kan, lebih tidak elok. Jadi lebih baik saya keluar, saya duduk di luar sampai selesai beliau pidato kemudian saya masuk kembali," kata Ferdinand.
Alih-alih melakukan aksi itu karena alasan pribadi, pernyataan bertolak belakang disampaikan oleh Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin.
Baca: Jokowi Pakai Sarung Saat Pembagian Sertifikat Tanah di Cirebon, Warga Berebut Salaman
Amir Syamsuddin menyesalkan aksi yang dilakukan Ferdinand saat Rapimnas berlangsung.
Ia mengaku tidak bisa menerima alasan Ferdinand yang mengaku aksi itu sebagai sikap pribadi.
Alasan itu tidak relevan karena acara Rapimnas Demokrat merupakan acara resmi partai.
"Kalaupun dia meninggalkan ruangan, harusnya tidak usah pakai bilang-bilang, pakai istilah 'walkout'," kata Amir, Selasa (13/3/2018).
Akibat aksinya itu, Ferdinand akan mendapat sanksi dari pihak Demokrat.
"Sangat saya sesalkan itu terjadi. Tentu ada sanksi, minimal teguran nanti," lanjutnya.
Kendati demikian, sanksi apa yang akan diberikan akan tergantung dengan pemeriksaan yang dilakukan Komisi Pengawas Demokrat terhadap Ferdinand.
"Komisi pengawas akan memeriksa dan rekomendasinya ke Dewan Kehormatan," ujar Amir.