Ini Alternatif Profesi Bagi Petani Ikan di KJA Jatiluhur yang Secara Bertahap Ditertibkan
Penertiban keramba jaring apung di Waduk Jatiluhur, Purwakarta, yang dilakukan oleh satgas zero KJA bukannya tanpa solusi.
Penulis: Haryanto | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Haryanto
TRIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Penertiban keramba jaring apung di Waduk Jatiluhur, Purwakarta, yang dilakukan oleh satgas zero KJA bukannya tanpa solusi.
Warga Purwakarta yang bekerja sebagai petani ikan di KJA, telah ditawarkan alternatif pilihan untuk beralih profesi.
Menurut Dandim 0619 Purwakarta, Letkol Inf Ari Maulana sebagai pimpinan satgas mengatakan, alternatif profesi tersebut adalah bagian dari solusi untuk mensejahterakan masyarakat.
Hal itu dikatakannya saat ditemui di Kantor Koramil Jatiluhur, Jalan Lurah Kawi, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, pada Selasa (6/3/2018).
Baca: DLH Kota Cimahi Telah Mengambil Sampel Air dari Pabrik yang Diduga Telah Mencemari Sungai Cibodas
"Alih profesi dari petani ikan di KJA ini memiliki beberapa solusi, seperti budidaya ikan di darat, seperti ikan mas, lele, atau menjadi peternak kambing, hingga ayam," ucapnya.
Bahkan saat ini, pihaknya dan pengelola waduk Jatiluhur, Perum PJT II sedang mempersiapkan program Culture Based Fisheries (CBF).
Program tersebut berupa perikanan tangkap berbasis budidaya, yang memanfaatkan badan air di suatu perairan umum dan dikelola secara berkelanjutan.
Dulu Jadi 'Pasangan' Naysilla Mirdad & Sempat Hilang, Begini Kabar Sang Aktor yang Bikin Pangling https://t.co/TxmEvZB4aV via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) March 7, 2018
Ari menyebut, teknik CBF telah berhasil diterapkan di salah satu waduk terbesar di Jepang. Bahkan, teknik tersebut bisa lebih menguntungkan bagi masyarakat setempat.
Disebabkan program tersebut dimodali semuanya dari Pemda Purwakarta dan PJT II, selaku pengelola.
"CBF ini akan sangat bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena masyarakat akan kami kelola, di organisasi, dan tidak membutuhkan modal," kata Ari.
Program tersebut, merupakan hasil kajian dan penelitian dari badan penelitian Kementerian kelautan dan perikanan. Nantinya, CBF ini akan mulai dicoba pada bulan Juli 2018 ini.
Alternatif profesi bagi para petani ikan di KJA Jatiluhur itu adalah solusi yang diberikan, saat program zero KJA digulirkan.
Bagian dari program Citarum Harum, pembersihan KJA ini akan tetap dilaksanakan secara bertahap.
Ari mengatakan, hingga saat ini, satgas zero KJA telah menertibkan KJA sebanyak lebih dari 5000 keramba.
Jumlah KJA di Waduk Jatiluhur pada akhir tahun 2016 sebanyak 33 ribu
"Setelah dilaksanakan penertiban di tahun 2017, sekarang pada 2018 ada 27 ribu KJA," katanya. (*)