Terungkap, Ini Identitas Penyusun Batu Bertumpuk di Sukabumi, Warga Sekitar Tak Menyangka
Bahkan Amat ini sempat kerja bersama saya saat ada proyek perbaikan jalan
TRIBUNJABAR.ID- Pembuat puluhan batu bertumpuk bersusun di Sungai Cibojong, Desa Jayabakti, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat akhirnya terungkap.
Pembuatnya adalah seorang pemuda warga desa perbatasan, yakni Rahmat Apandi alias Amat (28).
Warga Kampung Pasirdoton, Desa Pasirdoton, Kecamatan Cidahu ini, sehari-harinya bekerja sebagai pemulung barang bekas dan kerja serabutan.
Terungkapnya pembuat puluhan batu bertumpuk yang sempat menghebohkan ini, setelah sejumlah warga di desa setempat mengintip pada Selasa (27/2/2018) pagi.
Setelah 28 Februari, Kartu SIM yang Belum Registrasi Ulang Ternyata Masih Aktif Lho, Inilah Faktanya https://t.co/I26AF95yQz via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) February 28, 2018
Seperti diketahui, Kamis (1/2/2018), warga dihebohkan dengan penemuan 90 titik batu bertumpuk di aliran sungai yang melintasi perkampungan.
Lalu Senin (26/2/2018), warga kembali menemukan batu bertumpuk itu di 58 titik di aliran Sungai Cibojong.
''Selasa (27/2/2018) pagi, kami kembali ke sungai untuk mengintip. Ternyata pembuatnya ada sedang melanjutkan pekerjaannya menyusun batu,'' kaga seorang tokoh masyarakat, Ade Suhandi (53) kepada Kompas.com, di Kampung Cibojong, Rabu siang.

Saat dipergoki, pembuat puluhan batu bersusun itu terlihat kaget.
Baca: Rektor Unpad Memberikan Kuliah Umum di ITB, Sebut di Masa Depan Banyak Orang yang Depresi
Warga pun sempat tidak menyangka, karena pembuat batu bersusun yang sempat menghebohkan warga ini dikenali masyarakat.
''Saya sangat mengenal pembuatnya, Rahmat Apandi biasa dipanggil Amat. Bahkan Amat ini sempat kerja bersama saya saat ada proyek perbaikan jalan. Saya benar-benar tidak menyangka tapi ada rasa bangga," kata Ade Suhandi.
Ade Suhandi menuturkan, pembuat batu bersusun selama ini dikenal masyarakat sangat pendiam. Untuk berkomunikasi pun sangat sulit sekali, termasuk keluarganya.
''Sulit sekali diajak bicara. Waktu kerja sama saya saja sangat susah bila diajak ngobrol,'' ujarnya.
Head To Head Jorge Pereyra Diaz Vs Jonathan Bauman, Mana yang Paling Tajam? https://t.co/CzU9bnWDLO via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) March 1, 2018
''Selama ini Amat biasa bekerja sehari-harinya mencari barang bekas keliling perkampungan,'' katanya.
Seorang tetangga Rahmat Apandi, Apet Suherman alias Apih (49), benar-benar tidak menyangka pembuat puluhan batu bersusun yang sempat menghebohkan itu tetangganya.
''Jangankan saya, semua tetangga juga pada heran dan enggak menyangka," kata Apet saat menemani Kompas.com melihat-lihat hasil puluhan batu di sepanjang aliran Sungai Cibojong.
Dia mengatakan, kedua orangtuanya pun kebingungan setelah mengetahui pembuat puluhan batu yang kali pertama ditemukan pada Kamis (1/2/2018) lalu adalah anaknya.
Baca: Mau Beli Buku dengan Diskon hingga 70%? Datang Saja ke Landmark Braga
"Keluarganya pun pada bingung, kalau Amat punya keahlian seperti membuat batu bersusun itu. Karena, Amat ini anaknya susah diajak berkomunikasi," tuturnya.
Warga mencoba membuat
Setelah mengetahui pembuatnya warga desa tetangga yang dibatasi Sungai Cibojong, masyarakat setempat percaya bahwa pembuatan puluhan batu bersusun itu bukan mistis.
Mereka ingin melestarikan aktivitas tersebut sebagai salah satu kegiatan seni.
Bahkan tidak sedikit di antara warga, berusaha mencoba-coba membuat tumpukan batu secara bersusun di aliran sungai yang berhulu di Gunung Salak itu.
''Saya juga sudah bisa. Hanya saja tak secepat Rahmat. Padahal baru hari ini saya nyoba, waktu penemuan pertama tidak mencoba. Semua orang pasti bisa,'' kata Apih panggilan akrab Apet.
Saat ditemui Kompas.com di rumah orangtuanya, Rahmat Apandi mengakui puluhan batu bertumpuk yang ditemukan Kamis (1/2/2018) lalu dan sempat menghebohkan itu memang dibuat oleh dirinya seorang diri.
''Inspirasi mendadak saja. Saat itu mau mencari rongsokan tapi enggak ada," ujar Amat panggilan akrabnya saat berbincang dengan Kompas.com didampingi kedua orangtuanya dan beberapa anggota keluarganya, Rabu sore.
Menurut Amat, pembuatan puluhan batu bertumpuk baik yang pertama dan terakhir pada Senin (26/2/2018) dan Selasa (27/2/2018) itu dilakukan pagi hari. Pembuatan batu bersusun tidak lama.
Baca: Komunitas Rumah Cemara Berkunjung ke Kantor Tribun Jabar
''Mengisi waktu senggang saja, sambil mencari rongsokan lalu dijual ke tetangga. Saya ingin mendapatkan uang yang halal," ucap pemuda lulusan Madrasah Aliyah (MA) Al Hudabiyah, Cidahu ini menjelaskan.
''Waktu dipergoki warga kemarin, saya juga kaget. Membuat batu bersusun ini bukan untuk menghebohkan ini murni seni," sambung Amat yang juga pernah duduk di bangku SMK Teknika Cisaat jurusan otomotif.
Pemuda berambut panjang sepinggang ini mengaku memiliki cita-cita. Yakni membuat atau menyusun batu bertumpuk sepanjang aliran sungai. "Inginnya sih terus membuatnya ke muara," aku Amat.
Pada kesempatan itu, Amat juga menyatakan bisa membuat batu bersusun secara spontan dan otodidak. "Tidak bergabung dengan komunitas," kata dia. (Budiyanto)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Misteri Puluhan Batu Bertumpuk di Sukabumi Terungkap"