Kecelakaan di Tanjakan Emen
Mengapa Tak Ada Jalur Darurat di Jalan Maut Tanjakan Emen? Begini Penjelasan Polisi
Terakhir, rombongan dari Tangerang Selatan sebanyak 27 orang meninggal dunia dan belasan luka-luka di jalur itu pada Sabtu (10/2).
Penulis: Mega Nugraha | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID, SUBANG - Turunan Emen yang berada di jalur arah Subang dari Bandung selama ini dikenal sebagai jalur rawan kecelakaan.
Terakhir, rombongan dari Tangerang Selatan sebanyak 27 orang meninggal dunia dan belasan luka-luka di jalur itu pada Sabtu (10/2).
Kepala Dishub Jabar Dedi Taufik menerangkan jalur itu panjangnya mencapai 2.4 kilometer, membentang jalan dengan turunan dan kelokan curam dari pintu masuk Tangkuban Perahu hingga tikungan dengan plang nama Kampung Aster Desa Ciater Kecamatan Ciater Kabupaten Subang.
Lokasi kejadian persis di tikungan terakhir dari jarak 2,4 km tersebut.
Pantauan Tribun, setelah jarak 2,4 km tersebut, masih membentang jalan hingga kawasan wisata Sari Ater hingga Kecamatan Jalan Cagak.
Hanya saja, turunannya tidak securam di track jalan sepanjang 2,4 km tersebut.
Baca: Firmino Pastikan Dirinya Bertahan Lama di Liverpool
Baca: Penggali Kubur Pingsan saat Makamkan Dua Saudaranya yang Tewas di Kecelakaan Maut Tanjakan Emen
"Kondisi jalan bagus, rambu-rambu peringatan rawan kecelakaan banyak dipasang di sepanjang jalur itu. Artinya, butuh kehati-hatian yang sangat tinggi dan kendaraan dengan kondisi maksimal agar bisa terhindar dari kecelakaan di jalur tersebut," ujar Dedi di lokasi kejadian saat olah tempat kejadian perkara kepada Tribun Jabar, Minggu (12/2).
Hanya saja, satu hal yang tidak tersedia di jalur dengan turunan curam, panjang dan berkelok tersebut, yakni, jalur escape road.
Jalan darurat berfungsi sebagai jalur khusus kendaraan membantingkan kendaraannya manakala rem kendaraan tersebut blong.
Selama ini, kecelakaan di turunan tersebut karena sistem rem yang bermasalah sehingga kendaraan terbanting masih di jalur itu.
Dampaknya, kecelakaannya pun selalu parah. Belum lagi, kecelakaan selalu melibatkan pengguna jalan lain.
Jalur Tol Purbaleunyi menyediakan jalur escape road tersebut sebagai bentuk antisipasi kendaraan rem blong. Seperti di turunan setelah KM 125 arah Jakarta.
Kepala Seksi Kelayakan Teknis pada Dinas Bina Marga Provinsi Jabar, Agnan Guntor mengakui jalur rawan tersebut membutuhkan escape road.
"Sudah kami rencanakan jauh-jauh hari sebenarnya karena jalur ini membutuhkan itu. Apalagi jalanan turunannya panjang dan sering terjadi kecelakaan," ujar dia.
Hanya saja, pembuatan escape road ini terkendala sejumlah masalah.
"Seperti penyediaan lahan yang masih sulit," ujarnya.
Namun, Dinas Bina Marga Jabar sendiri sudah memprogramkan pembuatan escape road tersebut.
"Paling tidak dibutuhkan satu hingga tiga titik di sepanjang jalur ini," ujar Agnan.(Mega Nugraha)
Sekolah Ini Tuai Protes Setelah Berencana Membuat Seragam Murid Seharga Rp 10 Juta https://t.co/gqJ1jn4SUx via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) February 11, 2018