4 Fakta Seputar Star Camp Ipukan, ''Negeri Atas Awan'' ala Kuningan

Berada di ketinggian 1.200 di atas permukaan laut (mdpl) membuat kawasan Star Camp Ipukan seringkali diselimuti kabut

Tribun jabar/Ahmad Imam Baehaqi
Tenda Star Camp Ipukan, Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Sabtu (3/2/2018) 

Toilet di Star Camp Ipukan juga didesain unik.

Biasanya toilet dibangun tertutup, di Star Camp Ipukan sengaja dibangun toilet yang satu sisinya terbuka.

"Sengaja dibuat seperti itu untuk memberikan sensasi mandi atau buang air di alam terbuka," kata Yusa Saeful Arasy. 

Toilet yang sengaja didesain terbuka di Star Camp Ipukan, di Buper Ipukan Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Sabtu (3/2/2018).
Toilet yang sengaja didesain terbuka di Star Camp Ipukan, di Buper Ipukan Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Sabtu (3/2/2018). (TRIBUN JABAR/AHMAD IMAM BAEHAQI)

Ada tiga bilik toilet setinggi kira-kira 2 meter berjejer di satu sudut Star Camp Ipukan.

Toilet itu berdinding kayu dan atapnya terbuat dari tumpukan jerami kering.

Satu sisi toilet yang menghadap ke Bukit Cilengkrang hanya dipasangi tembok kayu setinggi kira-kira 1 meter.


Bentuknya mirip jendela besar dan menghadap langsung ke arah Bukit Cilengkrang. Di toilet itu terdapat kloset duduk dan shower.

Ada rak kecil untuk menyimpan peralatan mandi dan gantungan baju yang terdapat di balik pintu toilet.

Toilet itupun sangat nyaman, bersih, dan wangi.

4. Keberadaan Katak Merah

Berada di ketinggian 1.200 mdpl, kawasan Buper Ipukan rupanya menjadi habitat bagi beberapa satwa endemik Pulau Jawa, di antaranya ialah katak merah yang bernama latin Leptophryne Cruentata.

Baca: Sebanyak 129 Siswa Dasar TNI AU Dinyatakan Lulus dari Pendidikan Kursus Para Dasar

Katak merah itu biasanya ditemukan di sekitar Curug Cisurian. Kira-kira 500 meter dari lokasi kamping.

Hewan amfibi itu menempel di sela bebatuan dekat Curug Cisurian.

Mereka memang menyukai daerah dekat air yang mengalir deras di ketinggian antara 1.000–2.000 mdpl.
Keberadaan katak merah merupakan tanda lingkungan sekitarnya masih asri.

"Katak merah hanya hidup di lingkungan yang oksigennya masih murni," ujar Yusa Saeful Arasy. 

Ia bersyukur katak merah masih bisa ditemukan di sekitar Curug Cisurian meski jumlahnya tak banyak. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved