Ini Alasan Lain yang Membuat Dedi Renovasi SDN Pekalangan Kota Cirebon
Alasan utama Aiptu Dedi Sutikno merenovasi SDN Pekalangan adalah ingin menyelamatkan siswa dan guru . . .
Penulis: Siti Masithoh | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Siti Masithoh
TRIBUNJABAR.CO.ID, CIREBON - Alasan utama Aiptu Dedi Sutikno merenovasi SDN Pekalangan adalah ingin menyelamatkan siswa dan guru dari bangunan sekolah yang hampir roboh.
Selain itu Dedi masih punya alasan lain yang membuat hatinya tergerak untuk melakukan hal tersebut.
Baca: Presiden Jokowi: Jangan Sampai Kita jadi Target Pasar Ekonomi Syariah Negara Lain
Faktor itu adalah pengalaman Dedi yang bukan terlahir dari keluarga berada dan pernah mengalami masa susah ketika sekolah.
Polisi ini berjuang sejak SD sampai SLTA dalam meraih mimpinya.
Ini Foto-foto Longsor yang Mengepung Jalur Puncak Bogor, Waspada! https://t.co/cSMyqqsIQT via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) February 5, 2018
Dedi sekolah di SDN Sukadana Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka.
Saat itu Dedi berangkat dari rumah ke sekolah hanya berjalan setiap harinya menempuh jarak 4 km.
"Saya waktu SD itu hidup sendiri, ibu kerja menjadi TKW ke Arab dan bapak menjadi tukang parkir di Bandung," ujar Dedi Sutikno, saat ditemui di depan SMPN 7 Kota Cirebon, Senin (5/2/2018).
"Saya dulu merasakan perjuangan sekolah dan dalam satu kampung yang sekolah sampai SLTA hanya saya sendiri," ujar Dedi.
Saat masuk SMP di Ciamis, Dedi tinggal bersama sodaranya.
Sama halnya seperti SD, Dedi setiap hari berjalan ke sekolahnya berjalan kaki sejauh 1 km.
Seusai pulang sekolah, Dedi juga terbiasa mengambil rumput untuk ternak sodaranya.
"Saya tidak disuruh, tapi saya introspeksi diri saya di sana numpang, kalau belum kerja saya rasanya malu kalau mau makan," kata Dedi kepada Tribun Jabar.
Tak berhenti di situ, ketika masuk STM Pasundan, Bandung, seusai sekolah Dedi terbiasa menjadi tukang parkir membantu ayahnya.
Tahun 1994, Dedi lulus dari STM Pasundan jurusan mesin.
Cari Ustaz, Lukman Meracau Todongkan Pisau ke Remaja Masjid Sebelum Diciduk Warga di Belakang Lemari https://t.co/gU0wW98skm via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) February 5, 2018
Setelah itu Dedi diajak oleh tetangganya yang daftar kepolisian.
Setelah menjalani serangkaian tes, Dedi akhirnya masuk kepolisian dan mulai bertugas sekira awal 2016 di Kalimantan.
"Dari perjuangan saya sekolah itu saya berpikir, kok zaman sekarang masih ada sekolah yang bangunannya rusak," kata Dedi kepada Tribun Jabar.
Dedi tidak ingin anak-anak di zaman sekarang merasakan kesusahan dalam menuntut ilmu.
Dedi juga menginginkan para siswa dapat belajar tenang di bawah bangunan yang layak digunakan. (*)