Suka Duka Penjual Ikan Hias Raup Rp 80 Juta per Bulan, Dilarang Orangtua sampai Motor Lenyap

Bisnis yang didirikan oleh mahasiswa jurusan perikanan Universitas Padjadjaran ini awalnya dari hobi memelihara ikan sejak kelas 4 SD.

Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Ravianto
fidya alifa/tribun jabar
PENDIRI - Muhammad Agung Meidito, pendiri Bursa Ikan Maskoki yang ada di Facebook, Senin (8/1/2018). TRIBUN JABAR/FIDYA ALIFA 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Fidya Alifa

TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Bisnis ikan hias Muhammad Agung Meidito (22) mulanya hanya beromzet Rp 80 ribu, kini perbulannya ia mengantongi Rp 40 juta.

Bisnis yang didirikan oleh mahasiswa jurusan perikanan Universitas Padjadjaran ini awalnya dari hobi memelihara ikan sejak kelas 4 SD.

Pada tahun 2010, Muhammad Agung atau lebih akrab dipanggil Agung mulai serius di dunia bisnis.

Ia menjual ikan hias mas koki jenis tosakin yang harganya tidak terlalu mahal ke toko-toko.

Agung juga menjadi penjual ikan tosakin termuda di Indonesia.

Baca: SMA 14 Bandung Minta Siswi yang Hilang Sebulan Lalu Mengundurkan Diri, Orangtua Sudah Tandatangan

Baca: Nita Thalia Ngaku Habiskan Puluhan Juta untuk Oplas, Nita: Saya Bukan Istri Simpanan

Kemudian, di tahun yang sama ia mulai mencoba bisnis ikan hias mahal.

Bisnisnya sempat mengalami kerugian, kira-kira senilai Rp 50 juta.

"Saya menggadaikan motor Ninja untuk membeli ikan dari Thailand. Ternyata ikannya mati motornya juga hilang," ujar Agung kepada Tribun di Jalan Ir H Juanda, Bandung, Senin (8/1/2018).

Agung mengakui saat itu dirinya belum mahir berbisnis dan mengelola uang.

"Namanya anak muda, sekali ada uang besar dibelanjakan semua," kata pemuda asal Bandung ini sambil tertawa.

Di tahun 2012, Agung membuat sistem dagang online atau pasar online di grup Facebook.

Pasar online ini bernama Bursa Ikan Mas Koki.

Bursa Ikan Mas Koki ini bertujuan memudahkan pembeli untuk membeli produk di satu grup.

Bisnis Agung kian berkembang, di tahun 2012 dan 2013, Agung mulai tertarik berbisnis ikan hias kontes.

Agung mendapat tiga investor di tahun 2013 yang membantu pertumbuhan bisnisnya.

Ada penambahan kolam kaca sebanyak dua buah dan aquarium ukuran satu meter sebanyak 40 buah.

Pada 2015, bisnis Agung menembus pasar ekspor.

Ikan yang diekspor dari jenis ikan mas koki mutiara hitam, ikan botia india, corydoras, arwana silver, dan ikan lainnya.

Agung juga merambah ke pasar lokal pada tahun 2016.

Ia menjadi pemasok ikan, tanaman aquascape, dan batu aquascape di sebuah toko di Jalan Karapitan.

Keahlian bisnis ikan ini, Agung dapatkan secara autodidak.

"Tidak pernah mengikuti pelatihan. Karena pelatihan bisnis di kalangan anak muda umumnya di bidang kuliner dan fashion," kata pemuda yang berdomisili di Sarijadi.

Permintaan ikan hias yang semakin tinggi membuat Agung bekerja sama dengan petani plasma.

Petani plasma ini ada di Cijambe, Gegerkalong, dan Sarijadi.

Bisnis ini juga awalnya tidak disetujui oleh orang tua Agung.

Orang tua Agung khawatir anaknya berbisnis.

"Orang tua lebih menyetujui kalau saya bekerja lalu mendapat gaji dengan jumlah yang pasti setiap bulan," kata Agung.

Tetapi, Agung dapat membuktikan bahwa dirinya serius berbisnis.(*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved