Begini Sadisnya Pembunuhan Terhadap Sopir Truk di Warung Cina, Rambut Dijambak Lantas Ditebas
Arista dan Heru Hadi Kusuma (25) asal Cangkuang, Rancaekek, Bandung diringkus di jalan raya Cileunyi, Bandung, Senin (8/1) sore.
Penulis: Deddi Rustandi | Editor: Ravianto
Laporan wartawan Tribun Jabar, Deddi Rustandi
TRIBUNJABAR.CO.ID, SUMEDANG - Arista Yudistira alias Aris (21) diringkus tim buru sergap (Buser) saat akan kabur dan bersembunyi ke Tasikmalaya.
Pemuda asal Babakanrengas, Desa Sukamulya, Rancaekek, Bandung ini diringkus paling akhir karena terlibat pembunuhan sopir truk asal Tasikmalaya yang sedang menyantap nasi goreng.
“Lima orang pelaku pembunuhan sudah berhasil ditangkap di tempat yang berbeda. Mereka melakukan tindak pidana pembunuhan secara bersama-sama terhadap sopir truk bernama Candra,” kata Kapolres AKBP Hari Brata di Mapolres, Selasa (9/1).
Arista dan Heru Hadi Kusuma (25) asal Cangkuang, Rancaekek, Bandung diringkus di jalan raya Cileunyi, Bandung, Senin (8/1) sore.
Baca: Suka Duka Penjual Ikan Hias Raup Rp 80 Juta per Bulan, Dilarang Orangtua sampai Motor Lenyap
Baca: Nasdem Yakin Masyarakat Jabar Tak Termakan Isu SARA di Pilgub
Baca: 6 Pemain Persib Bandung Absen ke Batam, Begini Komentar Mario Gomez
Sebelumnya, Kamis (4/1) sore, polisi meringkus Risnaya Zuk Gifar (24) seorang mahasiswa asal Sukamulya, Rancaekek dan Juliana (31) asal Bojongloa, Rancaekek setelah ada penemuan mayat korban pembunuhan, Kamis (4/1) pukul 01.30.
Polisi juga menangkap Hilman Nur Alim (19) seorang pelajar SMA asal Cangkuang, Rancaekek, Sabtu (6/1) di Cimanggung.
Kelima begundal ini menganiaya korban hingga tewas setelah sebelumnya para pelaku melakukan aksi premanisme dan pemalakan.
“Sebelum melakukan aksi premanisme pemalakan, mereka mabuk miras dulu di daerah Rancaekek,” kata Kapolres.
Kisah kelam yang menewaskan Candra (57) sopir truk asal Cikalong, Tasikmalaya ketika sedang menyantap nasi goreng di pinggir Jalan Raya Bandung-Garut, Dusun Warungcina, Desa Mangunarga, Kecamatan Cimanggung, Kamis (4/1) dinihari.
"Tadinya kami akan membalas dendam ke warga Haurpugur karena telah memukul namun saat dicari tak ditemukan,” kata salah seorang pelaku, Juliana di Mapolres.
Mereka berangkat dengan memakai mobil sedan warna putih milik salah seorang pelaku, Rabu (3/1) malam.
Kawanan begundal ini juga membekali diri dengan senjata tajam mulai dari golok, pedang, sangkur dan alat pemukul dari bambu kuning.
“Setelah berputar-putar mencari namun tak menemukan target. Saya berhentikan mobil di daerah Warungcina, Cimanggung,” kata Risnaya.
Heru dan Hilman turun mendekati penjual nasi goreng dan meminta nasi goreng.
Saat bersamaan juga Risnaya turun dan masuk ke warung nasi goreng lantas meminta rokok dan uang ke korban.
Namun korban, Candra yang akan membayar nasi goreng menggelengkan kepala dengan menyebutkan tak punya uang.
Mendapat penolakan, Risnaya marah dan menodongkan golok. Heru yang sudah ada di dalam langsung membacokkan golok ke korban dan ditangkis.
Korban lari serta berteriak minta tolong namun rambut korban dijambak Hilman.
Saat bersamaan Risnaya menyabetkan golok ke kepala dan darah muncrat.
Korban sempat lari 200 meter dan ada warg ayang mau menolong namun diancam para pelaku yang mengejar.
Kelima pelaku melakukan penganiayaan hingga korban tewas dan para tersangka kabur melarikan diri. Mobil pelaku tereman kamera pengawas (CCTV) dan polisi langsung memburu kawanan preman ini. Polisi menjerat para pelaku ini dengan pasal pembunuhan 338 KUHP dan pengeroyokan mengakibatkan orang tewas 170 KUHP. (deddi rustandi)