Pada Usia Senjanya, Aki Rumantah Tetap Semangat Tawarkan Reparasi Perabotan Rumah Tangga
Terkadang, kata Rumantah, penghasilannya tidak cukup untuk biaya hidupnya sendiri.
Penulis: Theofilus Richard | Editor: Yudha Maulana
Ia juga mengaku seringkali tidak mendapat konsumen setelah seharian menunggu pelanggan.
Jalan kaki setiap hari
Tidak ada kendaraan roda dua atau roda empat untuk membantunya berjalan dari rumah kontrakan ke lokasi berjualan.
Setiap hari ia berjalan kaki dari rumah kontrakan di Cicadas sampai Jalan Cilaki.
"Saya pukul 11.00 WIB di sini (Jalan Cilaki), sampai pukul 12.00 WIB. Tetus saya jalan lagi ke Jalan Bengawan, sampai sekira pukul 16.00 WIB, terus pulang," ujarnya.
Meski sudah berusia 87 tahun, ia tidak menunjukan ekspresi lelah dan lemas.
Saat berbincang dengan Tribun Jabar, ia pun sambil tersenyum dam sesekali tertawa.
Empat kali menikah
Di Bandung, ia hidup sendiri dan sebulan sekali pulang ke kampungnya di Ciamis.
Di Ciamis, seorang istri menunggunya pulang.
Ia memiliki dua anak dari istri yang dinikahinya sejak 1967.
Dari dua anak tersebut, Rumantah memiliki lima orang cucu.
"Kalau sama dari istri yang pertama, anak ada empat, tapi dua anak dari istri pertama sudah meninggal," ujarnya.
Ternyata, sebelumnya Rumantah sudah empat kali menikah, tapi tiga pernikahan pertamanya berakhir di perceraian.
Dari pernikahan pertamanya, Rumantah memiliki dua orang anak, sedangkan dua pernikahan berikutnya, Rumantah tidak memiliki anak.
Pernikahan keempat pada tahun 1967 berhasil langgeng hingga saat ini.
Di tengah percakapan, suara petir pun terdengar.
Aki Rumantah pun kemudian pamit, ia kembali berjalan ke arah Jalan Bengawan sekalian mencari tempat berteduh.
Sambil tertawa dan tersenyum, ia memikul pikulannya.
"Haduh hujan euy," katanya sambil tertawa.