Pilgub Jabar
Prof Asep Warlan Yusuf Menilai Ridwan Kamil Bakal Merugi jika Diusung oleh PDIP, Ini Penjelasannya
Berbagai isu pun beredar menjelang pendaftaran pasangan calon peserta Pilgub Jabar 2018 di KPU Jabar pada 8-10 Januari 2018.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Konstelasi politik menjelang Pilgub Jabar 2018 sudah sangat mengerucut di akhir 2017. Partai Nasdem, PKB, PPP, dan Hanura, mengusung Ridwan Kamil menjadi calon gubernur dan tinggal membicarakan nama wakilnya.
Partai Gerindra dan PKS mengusung pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu dan Partai Golkar bersama Demokrat mengusung Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi, PAN sendiri masih ragu mengusung antara Sudrajat atau Deddy Mizwar.
Sedangkan, PDIP belum menyatakan nama yang diusungnya, walaupun dapat mengusung sepasang calon gubernur dan wakilnya sekaligus tanpa koalisi karena PDIP memenuhi syarat minimal pendaftaran pasangan calon di KPU Jabar, yakni 20 kursi di DPRD Jabar.
Baca: Libur Akhir Tahun Telan Nyawa di Tol Cipali, 7 Tewas, 1 Luka Berat, dan 6 Luka Ringan, Mobil Ringsek
Berbagai isu pun beredar menjelang pendaftaran pasangan calon peserta Pilgub Jabar 2018 di KPU Jabar pada 8-10 Januari 2018. Mulai dari PAN yang akan tetap mendukung Deddy Mizwar dan PDIP yang dikabarkan akan ikut mengusung Ridwan Kamil.
Ahli ilmu politik dan pemerintahan dari Universitas Katholik Parahyangan, Asep Warlan Yusuf, mengatakan pengusungan Ridwan Kamil oleh PDIP akan berpotensi merugikan calon gubernur yang telah diusung Partai NasDem, PKB, dan PPP tersebut. Asep mengatakan Ridwan Kamil terancam kehilangan suara masyarakat Jawa Barat yang terkenal religius dan tradisional.
Ridwan Kamil Kecewa Bikin Patung Maung Bandung Malah Mirip Anjing Laut https://t.co/RsDoZKHY29 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) December 29, 2017
Asep mengatakan prediksi ini tidak terlepas dari dampak Pilgub DKI Jakarta 2017 saat PDIP mengusung Basuki Tjahaja Purnama. Asep mengatakan isu yang dihembuskan lawan politik PDIP di Pilgub DKI Jakarta 2017 akan diulang di Pilgub Jawa Barat 2018. PDIP, kata Asep, sudah dicitrakan sebagai partai yang anti-Islam, walau berkemungkinan lain di Jabar.
"Susah karena PDIP di pandangan publik sudah begitu. Bahkan tidak sedikit ada sebagian tokoh yang mengatakan, pokoknya siapapun yang dudukung partai penista Islam, tidak akan dipilih," kata Asep.
Jika PDIP keukeuh ingin mengusung Ridwan Kamil, Asep mengatakan partai tersebut perlu menyiapkan calon wakil gubernur yang bersosok religius. Mayoritas penduduk Jawa Barat yang beragama Islam dan tradisional, katanya, sangat mengharapkan sosok pemimpin yang agamis.
Kaleidoskop Persib 2017: Datangkan Banyak Mantan Pemain, hingga Djanur Pamit dari Persib https://t.co/UcssFd0DKG via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) December 29, 2017
Sebagai contoh, kata Asep, Ridwan Kamil membutuhkan sosok yang identik dengan kultur pesantren atau santri sehingga diharapkan mampu menarik simpati para pemilih muslim. "Pasangannya harus dekat dengan nuansa umat Islam. Jika jauh dari itu, nanti ada prasangka PDIP anti-Islam. Istilahnya kalau mau, ada PDIP Syariah," katanya.
Selain itu, menurut Asep, PDIP dan Ridwan Kamil harus menyusun program kerja yang mencitrakan pro Islam. Apalagi jika tim suksesnya ada tokoh-tokoh Islam. Asep pun kembali menyebut pasangan calon yang identik dengan Islam berpotensi lebih besar meraih kemenangan di Jabar.
"Tanpa bermaksud isu SARA. Jabar butuh sosok yang religius, karena pandangan masyarakatnya sendiri. Saat ini koalisi partai pengusung Ridwan Kamil sudah ideal meski tanpa PDI Perjuangan. Enggak ada masalah Ridwan Kamil mau menjalankan itu," katanya.